TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia, Zainal Abidin, pesimis penambahan tenaga medis akan menanggulangi lonjakan pasien Kartu Jakarta Sehat di puskesmas dan rumah sakit.
“Penambahan tenaga medis pada dasarnya baik, tapi tetap akan jadi masalah karena daya tampung puskesmasnya kan masih kurang,” kata Zainal kepada Tempo, Jumat, 8 Maret 2013.
Menurut Zainal, saat ini jumlah puskesmas sangat tidak memadai mengingat jumlah pasien yang melonjak sejak diberlakukannya KJS oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada November 2012. “Ya bangunannya, ya pekarangannya, tidak cukup menampung pasien, daya tampungnya sedikit,” kata Zainal.
Sebaliknya, dia mengusulkan agar Jokowi menggaet dokter-dekter klinik umum yang terdapat di Jakarta. “Kan banyak klinik yang buka dari pagi hingga sore, tapi jangan yang dokternya hanya satu,” kata Zainal. Dia menambahakan, klinik yang diajak bekerja sama juga harus klinik yang dianggap memenuhi standar.
Klinik ini, lanjut Zainal, nantinya ditunjuk sebagai provider pelayanan kesehatan masyarakat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Zainal juga tetap mensyaratkan, alur rujukan harus tetap pada alur yang benar. “Yang dirujuk harus yang benar-benar butuh pelayanan lebih dalam,” kata dia.
Kepada masyarakat, dia meminta agar berkunjung ke puskesmas sedikitnya empat kali dalam setahun. “Dua kali saat sehat, dua kali saat sakit,” kata Zainal. Tindakan ini, menurut Zainal, akan menjaga masyarakat tetap sehat, dan tidak sakit. “Dengan harapan, agar biaya kesehatan juga menurun dan tidak menjadi beban pemerintah,” kata dia.
Dengan kunjungan rutin ke puskesmas seperti itu, maka nantinya petugas di puskesmas akan mengingat pasiennya. “jadi kalau pasien enggak berkunjung, harus dicari, siapa tahu sakit sampai enggak bisa ke puskesmas,” jelas Zainal.
Sebelumnya, akibat membeludaknya pasien di rumah sakit hingga 70 persen akibat program KJS, Gubernur Jokowi akan meningkatkan kualitas medis di Jakarta, seperti menambah tenaga medis. Namun penambahan itu harus melalui persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Selain itu, sistem rujukan akan diperbaiki, sehingga pasien yang bisa ditangani di puskesmas tidak perlu membuat rujukan ke rumah sakit. "Jangan nanti sakit masuk angin langsung dirujuk ke rumah sakit. Yang cukup ditangani di puskesmas ya puskesmas saja. Sistem ini yang mau disiapkan," kata dia.
Untuk tambahan tenaga dokter, Jokowi mengaku sudah mengajukan setidaknya 110 dokter untuk didistribusikan baik ke rumah sakit dan puskesmas. "110 tambahan itu untuk rumah sakit dan puskesmas," katanya.
TRI ARTINING PUTRI