TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch, Danang Widoyoko mengatakan, “bisnis mari bergaul” antara politisi dengan pengusaha bisa menjadi pintu praktek pencucian uang (money laundering) bagi si politisi. “Ini cara untuk money laundering,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat 8 Maret 2013.
Dalam pencucian uang, ada tiga tahap, yaitu penempatan (placement), pelapisan (layering), dan penyatuan (intregasion). Dalam “bisnis mari bergaul”, uang yang diperoleh politisi sebagai insentif dari pengusaha dipecah agar tidak menimbulkan kecurigaan (placement).
Lalu, dibuatlah transaksi keuangan berlapis (layering). Ada uang yang diinvestasikan pada perusahaan pengusaha itu sendiri. “Jadi tidak langsung masuk kantong, melainkan diinvestasikan. Memang benar tidak terima gratifikasi, tapi bonus atau insentif lain dari perusahaan,” kata Danang.
Nantinya, uang yang sudah tersebar di berbagai tempat disatukan kembali untuk dinikmati kembali (integration). “Setelah tampak sah, baru diintegrasikan.”
Sebelumnya, istilah “bisnis mari bergaul” dilontarkan oleh mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat dalam wawancara di Smart Radio Network bersama Rosiana Silalahi, Rabu 6 Maret malam. Ketika itu, Anas membantah kekayaannya hasil gratifikasi. Dia menyebut diri menjalankan “bisnis mari bergaul” sehingga, rejeki datang seiring dengan pergaulannya yang luas. “Bisnis” ini pula yang menyebabkan dia kebanjiran kunjungan kolega di rumah mewahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Masih menurut Danang, terjadi antara politisi dengan pengusaha yang mengincar proyek pemerintah. “Orang-orang yang dekat dengan Anas, bisnisnya mengincar proyek APBN atau APBD,” ujar dia.
Sebab, mereka memerlukan kedekatan dengan elit partai untuk mengakses proyek-proyek jumbo. “Kalau enggak (dekat), susah dapat proyek besar, dapat yang kecil-kecil saja,” kata Danang. Setidaknya, dengan “pertemanan” ini, para pengusaha bisa mendapat informasi lebih awal soal bisnis yang bisa digarap dari dana pemerintah.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Curhat Rustriningsih Kenapa Tak Lolos Cagub
Jusuf Kalla: TNI Terlalu Lama Tak Berkegiatan
Dukungan Polri di Bawah Kemendagri Meluas
Sosiolog: Carikan TNI Pendapatan Tambahan
Duit Suap Djoko untuk DPR Diberikan di Parkiran
3 Nama yang Layak Gantikan Anas Urbaningrum
Ini Cara Densus Kejar Buron di Poso
Prakosa Tak Tahu Mengapa Dicopot dari Ketua BK DPR
Teroris Dalang Video Kekerasan Densus?
Kongres Luar Biasa Demokrat Sebelum 9 April 2013