TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan kartu identitas intelejen yang ditemukan di mobil Hercules bukan berasal dari instansi pemerintah.
Menurut Rikwanto, kartu identitas intelejen palsu yang menyerupai dompet itu dikeluarkan oleh sebuah organisasi masyarakat. "Setelah diperiksa itu bukan dari badan formal atau badan negara, itu dari keormasan," katanya usai acara peluncuran buku karya Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Alius, di Jakarta, Senin, 11 Maret 2013.
Kartu anggota intelijen berwarna hijau dengan foto atas nama Franky Kilikili tersebut, lanjut Rikwanto, dikeluarkan untuk anggota mereka yang bertugas menggali informasi dari masyarakat. "Itu dinamakan intelijen mereka," ucap dia.
Selain kartu intelejen palsu, polisi juga menemukan senjata jenis FN. Saat ini senjata yang ditengarai merupakan buatan PT Pindad itu tengah diselidiki keasliannya. "Kami cocokan nomor dan buatan pabriknya," ujar dia.
Hercules dan sekitar 50 anak buahnya ditangkap karena diduga memeras pemilik sebuah ruko yang terletak di kawasan Kembangan, Jakarta Barat ratusan juta rupiah. Dia dikenai Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan, Pasal 214 KUHP karena melawan petugas yang sah, Undang-Undang Darurat Pasal 2, dan Pasal 368 tentang Pemerasan. Sedangkan anggotanya dijerat Undang-Undang Darurat dan Pasal 170 KUHP tentang Pengrusakan Bersama-sama terhadap Barang.
Selain itu polisi juga dua butir peluru tajam, air soft gun, senjata tajam, dan uang sebesar Rp 5,9 juta. Barang-barang bukti ini, kata Rikwanto, menguatkan pasal-pasal yang dituduhkan.
NUR ALFIYAH
Berita Terpopuler:
Begini Cara Jokowi Lepaskan Diri dari Hercules
Hercules Ditangkap, Premanisme Masih Tinggi
Rustriningsih Ditolak PDIP Karena Tak Santun Berpolitik
Wawancarai Aher, Sejumlah Wartawan Dipukul Petugas
Nama Anas Terseret dalam Kasus Simulator