TEMPO.CO, Kabul - Presiden Afganistan Hamid Karzai mengeluarkan teguran yang menyengat baik kepada pasukan Amerika Serikat maupun Taliban. Ia mengatakan keduanya bersalah untuk menaburkan ketakutan pada rakyat Afganistan tentang kondisi pasca-2014.
Dia mengatakan serangan bunuh diri Taliban pada Sabtu bak intimidasi yang akan memperpanjang kehadiran pasukan internasional di Afganistan. Pasukan yang dipimpin AS ini dijadwalkan untuk mengakhiri misi mereka pada tahun 2014.
Karzai telah membatalkan konferensi pers yang dijadwalkan terkait kunjungan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel ke Afganistan akibat serangan itu.
Dua serangan Taliban pada hari Sabtu di Khost dan Kabul menewaskan 19 orang tewas. "AS dan Taliban mencoba untuk meyakinkan warga Afghanistan situasi akan memburuk setelah 2014," katanya. "Pemboman itu mendukung kehadiran orang asing di Afghanistan dan menjaga mereka di Afghanistan dengan mengintimidasi kami."
Menanggapi pidato Karzai, komandan pasukan AS dan NATO, Jenderal Joseph Dunford, mengatakan omongan Karzai tak beralasan. "Kami telah berjuang dengan sangat keras selama 12 tahun terakhir, kami telah menumpahkan darah terlalu banyak selama 12 tahun terakhir, dan tak pernah berpikir bahwa kekerasan atau ketidakstabilan akan memberi keuntungan pada kami," katanya.
BBC | TRIP B
Berita Terpopuler:
Karzai Menuduh AS dan Taliban Bekerja Sama
Rakyat Malvinas Mengadakan Referendum
Korban Tewas Konflik di Sabah 61 Orang
Pengganti Chavez Akan Dipilih pada 14 April
Pasukan PBB yang Ditahan di Golan, Dibebaskan
PBB: Pengungsi Suriah Bisa Capai 3 Juta Orang
Suu Kyi Terpilih Lagi Sebagai Ketua Partai
PBB Setujui Sanksi Baru untuk Korea Utara
Pemberontak Masih Tahan Pasukan PBB di Golan
Terpopuler
- Karzai Menuduh AS dan Taliban Bekerja Sama
- Rakyat Malvinas Mengadakan Referendum
- Korban Tewas Konflik di Sabah 61 Orang
- Pengganti Chavez Akan Dipilih pada 14 April
- Pasukan PBB yang Ditahan di Golan, Dibebaskan
- PBB: Pengungsi Suriah Bisa Capai 3 Juta Orang
- Suu Kyi Terpilih Lagi Sebagai Ketua Partai
- PBB Setujui Sanksi Baru untuk Korea Utara
- Pemberontak Masih Tahan Pasukan PBB di Golan