TEMPO.CO, Banjarnegara - Kawah Timbang di Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, mengeluarkan gas beracun. Pusat Vulknaologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status kawah di Dataran Tinggi Dieng itu dari normal menjadi waspada.
"Kami sudah mengimbau petani kentang untuk tidak mendekati bibir kawah," kata Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim, Selasa, 12 Maret 2013.
Ia mengatakan volume gas dalam kawah meningkat. Gas yang biasanya hanya berada di mulut kawah kini sudah mulai naik. Namun, kata dia, gas belum sampai mengalir melalui sungai di situ. Masyarakat tidak berani mendekat karena gas beracun itu. Untuk sementara, petani kentang dekat kawah tidak menggarap ladangnya.
Kepala PVMBG, Surono, meminta masyarakat tidak mendekati kawah di radius 500 meter. "Berdasarkan pemantauan secara visual dan konsentrasi gas karbon monoksida (CO2) di Kawah Timbang, Gunung Dieng menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik," kata Surono.
Ia menambahkan, pada Senin sore aliran gas masih terjadi dengan jarak aliran mencapai lebih dari 200 meter. Menurut dia, berdasarkan pemantauan itu, Kawah Timbang dinaikkan statusnya dari normal menjadi waspada sejak Senin pukul 21.30 WIB.
Menurut Surono, pengukuran pada tanggal 10 Maret 2013 pukul 05:30 WIB menunjukkan nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang menunjukkan angka 0,71% volume. Nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang ini sudah melampaui ambang batas aman bagi kesehatan, di mana batas aman adalah di bawah 0,5 persen volume.
Masyarakat diminta agar waspada jika menggali tanah sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari satu meter. Pasalnya, tempat tersebut berpotensi bahaya gas CO/CO2. Peningkatan aktivitas Kawah Timbang terakhir terjadi pada Mei 2011. Saat itu, ribuan warga di sekitar kawah terpaksa diungsikan karena gas mengalir hingga lebih dari 1 kilometer.
Pada 1979 Kawah Sinila juga mengeluarkan gas beracun. Ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terpaksa ditransmigrasikan ke luar Jawa.
ARIS ANDRIANTO