TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Departemen Komunikasi PT Newmont Nusa Tenggara Rubi W. Purnomo mengatakan selama tiga tahun sejak 2011, perusahaan mengalami paceklik karena menggunakan bahan baku berkadar rendah. “Namun, kami tetap optimistis bisa mencapai target produksi sesuai rencana penambangan, yakni 192 juta pound tembaga dan 65 ribu ounce emas hingga akhir tahun ini,” ucapnya ketika dihubungi Tempo, Senin, 11 Maret 2013.
Menurut Rubi, PT Newmont Nusa Tenggara sejak 2011 memasuki fase keenam dalam siklus penambangan, yakni pelebaran lubang tambang. Selama fase itu, perusahaan hanya mengolah bijih dari cadangan bahan baku atau stockpile yang berkadar rendah. “Ini tentu mempengaruhi tingkat produksi.”
Namun, Rubi menambahkan berdasarkan hasil penyelidikan awal, perusahaan melihat adanya potensi untuk bisa mengembangkan Proyek Batu Hijau ke fase 7. Beberapa perubahan strategi pertambangan dilakukan untuk memastikan tambang fase ketujuh ekonomis.
Menurut dia, perubahan rencana penambangan akan memberikan tambahan terhadap umur proyek Batu Hijau selama 10 tahun sehingga penutupan tambang direncanakan pada tahun 2037. “Kegiatan fase ketujuh akan dimulai setelah kami mendapatkan izin lingkungan dari pemerintah,” katanya.
Saat fase ketujuh berhasil mengeruk batuan material ekonomis, diharapkan harga mineral tinggi. “Dengan demikian, bisa menutupi penurunan produksi tahun lalu.”
Pada tahun 2012, perusahaan tambang yang berlokasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, ini memproduksi 161 juta pound tembaga dan 70 ribu ounces emas dalam bentuk konsentrat. Saat ini Newmont Nusa Tenggara memiliki cadangan bahan baku sebesar 260 juta ton. Sedangkan kapasitas pengolahan per hari mencapai 120 ribu ton.
Terkait Blok Elang, Rubi menambahkan status eksplorasi di blok ini masih dalam tahap awal dan masih memerlukan beberapa tahapan lagi untuk lebih memahami potensi mineral yang ada. “Pada dasarnya, kami akan terus melakukan eksplorasi pada seluruh wilayah kontrak karya sesuai dengan ketentuan kontrak karya,” ucapnya.
Sebelumnya ketika menerima kunjungan wartawan ke area pertambangan Batu Hijau, Rubi menegaskan, perusahaan masih memungkinkan untuk melakukan eksplorasi tambang baru. Dari konsensi kontrak karya 87.540 hektare, yang dipinjam pakai Newmont Nusa Tenggara hanya seluas 6.417 hektare. “Karena itulah, untuk menggenjot produksi, Newmont akan melakukan eksplorasi di empat blok baru,” katanya Jumat lalu.
Keempat blok itu adalah Blok Elang, Blok Rinti, Lunyuk dan Teluk Panas. “Sejak 1986, perusahaan sudah mengeksplorasi wilayah Nusa Tenggara Barat. Namun, baru tahun 2000 menemukan bijih tambang emas dan perak.”
SETIAWAN ADIWIJAYA
Berita Lainnya:
Ahok Tak Setuju Hercules Main Hakim Sendiri
Prabowo Akui Diam-diam Sering Bertemu SBY
Daud Kei Jenguk Hercules di Tahanan Polda
'Bisnis Mari Bergaul' Jadi Pintu Pencucian Uang
Pekerja Ruko Bersyukur Kelompok Hercules Ditangkap