TEMPO.CO, Yogyakarta -Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menilai harga bawang yang meroket sebagai hal yang wajar. Alasannya, musim penghujan membuat tanaman bawang tidak dapat tumbuh dengan baik.
"Yang namanya bawang merah, bawang putih, cabai, kubis itu kalau penghujan pasokan jeblok. Harga jadi mahal. Cabai pasti ora pedas," kata Sultan saat ditemui di Kepatihan, Rabu, 13 Maret 2013. (Baca juga: Harga bawang melonjak di berbagai daerah)
Dia mengungkapkan, dalam musim penghujan hanya petani di pesisir yang diuntungkan untuk menanam cabai dan bawang. Sebab air hujan langsung meresap ke dalam tanah yang berpasir. Sedangkan petani di lahan tanah liat tidak dapat memanen tanaman dengan baik karena tanah becek.
"Kalau sekarang nembus Rp 20 ribu per kilogram, ya wajar saat penghujan. Kalau sudah panas bisa kok tinggal Rp 5 ribu," kata Sultan. Namun dirinya tak menampik jika harga mahal juga karena pengaruh keterlambatan impor produk tanaman tersebut. Sultan menyerahkan sepenuhnya kepaada pemerintah pusat. "Kalau impor itu kewenangan pusat. Masak saya nekan harga di sini, tapi tempat lain tidak," kata Sultan. (Baca juga: Ada indikasi bawang putih impor diitimbun).
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita lainnya:
Harga Emas Antam Naik Rp 1.000 per Gram
Hanya 60 Persen Produksi Kakao Nasional Layak Ekspor
Kominfo Tindak Dua Pelanggar Izin ISP
Pemerintah Tak Serius Tangani Program Konversi Gas
Kementerian Perindustrian dan Energi Digabung