TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan harga bawang putih dan bawang merah dikhawatirkan menjadi penyumbang inflasi terbesar pada bulan Maret 2013. "Pemerintah terus berupaya untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok, termasuk bawang putih dan bawang merah tersebut," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina, Kamis, 14 Maret 2013.
Kekhawatiran tersebut didasari pada kondisi bulan lalu saat harga bawang putih meningkat rata-rata sebesar 31,38 persen dibanding Januari. Saat itu, di Pasar Induk Kramatjati, harga rata-rata bawang putih yang masih Rp 25.964 telah memberi sumbangan sekitar 0,12 persen terhadap inflasi Februari yang mencapai 0,75 persen.
Srie menyatakan, hasil inspeksi yang dilakukan jajarannya di Pasar Induk Kramatjati menyebutkan, menurut beberapa pedagang, kenaikan harga tersebut dipicu oleh kurangnya pasokan dari Cina, yang merupakan eksportir terbesar bawang putih ke Indonesia. Selain itu, Cina juga mengalami kenaikan harga bawang putih dari Rp 13 ribu menjadi Rp 18 ribu karena naiknya permintaan masyarakat lokal. "Kenaikan harga di Cina juga turut mendorong naiknya harga bawang putih di Indonesia," katanya.
Penyebab lain kenaikan harga adalah menurunnya produktivitas di sentra produksi dalam negeri. Selain itu, pengeluaran Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), yang dibutuhkan dalam proses importasi, juga sebelumnya sempat mengalami kendala.
Lebih lanjut, Srie mengungkapkan bahwa bawang merah juga mengalami kenaikan harga rata-rata 11,36 persen selama bulan Februari 2013 jika dibandingkan bulan sebelumnya. Berbeda dengan bawang putih, menurut Srie, kenaikan harga bawang merah lebih disebabkan curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan gagal panen di beberapa daerah sentra penghasil bawang merah, seperti Brebes dan Tegal.
Saat ini, stok bawang putih di Pasar Induk Kramatjati hanya sekitar 1 ton per hari. Padahal, normalnya stok di pasar yang menginduki pasar-pasar tradisional di Jakarta itu bisa mencapai 5-10 ton per hari. Akibatnya, harga bawang putih kating di Pasar Induk Kramatjati senilai Rp 29 ribu per kilogram pada 4 Maret 2013 naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram pada 12 Maret 2013.
Srie juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong peningkatan produksi bawang putih lokal. Ia menilai bahwa importasi yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, bukan untuk mengurangi pendapatan petani. Menurut data pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan konsumsi dalam negeri sebesar 400 ribu ton per tahun. Cek info soal bawang merah.
PINGIT ARIA
Baca juga:
Soal Hercules, Kapolda: Tak Usah Gentar!
Sahetapy Curigai Motif Pengusutan Sprindik Anas
Kasus Harrier Anas, KPK Periksa Dua Perwira Polisi
SBY Bertemu Tujuh Jenderal Purnawirawan Sore Ini