TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Irak telah meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding) untuk melakukan jual-beli minyak mentah.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan Pertamina akan mendapat pasokan minyak mentah sebanyak 35.000 barel per hari hingga 65.000 barel per hari dari Irak. "Mulai Mei nanti," kata Susilo dalam pesan singkatnya kepada Tempo, Jumat, 15 Maret 2013.
Pemerintah Irak, kata dia, bersedia menyediakan pasokan minyak mentah untuk kilang baru Indonesia. "Mereka mengindikasikan mau ikut investasi juga," kata Susilo. Pemerintah Irak, kata dia, menyatakan kesanggupan untuk memasok kilang di Indonesia selama 30 tahun hingga 50 tahun ke depan.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik berjanji akan mendukung rencana investasi kilang di dalam negeri. Jero berjanji akan mempermudah investasi kilang di Indonesia. "Saya pikir ini harus dipermudah agar ke depan kita punya kilang tambahan," kata Wacik.
Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir membenarkan tambahan pasokan minyak mentah dari Irak ini. Ali mengatakan setiap bulan Indonesia akan mengimpor 1 juta barel minyak mentah dari Irak. "Volumenya 35.000 barel minyak per har atau sekitar 1 juta barel per bulan mulai Mei 2013 sampai dengan Desember 2013," kata Ali.
Saat ini rata-rata konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia berkisar 1,3 juta barel hingga 1,4 juta barel per hari. Saat ini kapasitas terpasang kilang BBM di dalam negeri 1,1 juta kiloliter, namun yang efektif hanya 900.000 barel per hari. Sisa kebutuhan BBM harus diimpor, baik dalam bentuk produk BBM maupun minyak mentah.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Terpopuler:
Tiga Wacana Jokowi Jadi Presiden
Sisi Kelam Paus Fransiskus Bergoglio
Dituding Terima 4 M, Saan: Membayangkan Saja Tidak
Venna Melinda Tegur Anggota DPR yang Merokok
KPK Telisik Lobi Djoko kepada Anas Siang Ini