TEMPO.CO, Jakarta - Hercules terlibat dalam kasus dugaan pemerasan proyek pembangunan ruko di Kebon Jeruk. Sikap premanisme pria bernama asli Rosario Marshal ini membuat bingung mantan perwira Kopassus Kolonel (purnawirawan) Gatot Purwanto. Gatot beralasan sikap Hercules beberapa tahun belakangan sudah berubah lebih baik. Bahkan, Hercules mempunyai usaha perikanan.
"Saya enggak ngerti kenapa dia memeras, kalau itu benar pemerasan. Tapi kalau soal duit, sebenarnya dia enggak ada masalah," kata Gatot kepada Tempo, di Hotel Melawai, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2013.
Gatot telah mengenal Hercules sejak 1983 saat pria asli Timor Timur itu bergabung membantu Kopassus dalam Operasi Seroja. Hubungan pertemanan antara Gatot dan Hercules tetap terjaga hingga kini. Bahkan sekitar satu tahun lalu, Gatot sempat berkunjung ke Muara Baru, Jakarta Utara, untuk melihat usaha Hercules di bidang perikanan. "Dia punya kapal penangkap ikan di Muara Baru. Sekitar tahun lalu saja dia sudah punya empat kapal," ujar Gatot.
Pemasukan dari usaha perikanan itu tidak main-main. Satu kapal bisa membawa pulang ikan sampai 90 ton. "Pemasukan dari satu kapal mencapai Rp 1,4 miliar. Itu pendapatan kotor, bersihnya sekitar Rp 700 jutaan," Gatot menerangkan.
Menghadapi serangkaian tuduhan, termasuk pemerasan itu, Hercules Rozario sendiri memilih diam. "Sekarang (Hercules) diam, tapi nanti dilawan di persidangan. Sebab diam itu emas," kata pengacaranya, Joao Meco, ketika dihubungiTempo, Jumat, 25 Maret 2013. (Baca: Korban Pemerasan Hercules Mengaku Setor 1,5 M)
AMIRULLAH
Baca juga
EDISI KHUSUS: Hercules dan Premanisme
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Rizal Mallarangeng Ogah Vilanya Dibongkar
Vila Liar, Rizal Tak Gentar Dipenjara 10 Tahun