TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menduga tujuh perampok toko emas Terus Jaya di Tambora, Jakarta Barat, adalah teroris. Sedangkan pengamat terorisme Le Nassir Abas mengatakan, perampokan yang digunakan terduga teroris untuk mengumpulkan dana adalah pola lama.
“Pola ini sudah berulang kali dilakukan," kata Abas, Ahad, 17 Maret 2013. "Hanya besaran nilai rampokannya yang semakin besar.”
Kata Abas, pelaku sengaja membuat seolah-olah perampokan itu hanya kriminal biasa. Dan yang patut diwaspadai adalah rencana setelah dana terkumpul. "Padahal kejadian itu lebih dominan diarahkan ke maksud agama," ujarnya.
Soal perekrutan anggota pengumpul dana, Abas menduga semuanya dilakukan di dalam penjara. Sasarannya para pelaku perampokan. Namun ada juga yang memang berasal dari jaringan terorisme.
Tentang anggapan polisi kecolongan akan kasus ini, Abas tidak setuju. “Karena ini modusnya perampokan, sama seperti peristiwa kriminal lainnya yang bisa terjadi kapan saja,” kata dia.
Perampokan toko emas Terus Jaya terbilang nekat. Pelaku membawa senjata api, melukai karyawan toko, dan menggasak 1,5 kilogram emas serta uang tunai Rp 500 juta. Dari tujuh tersangka, tiga perampok tewas ditembus timah panas aparat polisi. Seorang yang tewas diduga berkaitan dengan perampokan Bank CIMB Niaga di Medan dan kegiatan terorisme di Beji, Depok.
"Polisi menduga tujuh tersangka ini terkait dengan jaringan terorisme," kata Kepala Divisi Humas Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Suhardi Alius. "Namun kami belum mengetahui asal jaringan mereka."
SATWIKA MOVEMENTI
Baca juga
EDISI KHUSUS:Hercules dan Premanisme
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Kantor Tempo Diserang
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang