TEMPO.CO, Jakarta - DLR, bocah 5 tahun yang tewas karena dianiaya ibu tirinya, DSD, sempat mengalami pendarahan otak. Hasil itu didapat seusai dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, melakukan otopsi.
Kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tangerang, Komisaris Shinto Silitonga, ada beberapa luka pada tubuh DLR. Seperti luka lecet pada dahi, batang hidung, dan bawah kelopak mata kiri. Korban juga mengalami luka memar di kening, mata kiri-kanan, perut kanan, resapan darah pada kepala depan dan tengah, serta resapan darah pada usus. "Beberapa luka itu adalah luka lama," kata Shinto, Ahad, 17 Maret 2013.
DLR meninggal pada Sabtu, 16 Maret 2013, setelah didorong DSD di kamar mandi. Penyebab penganiayaan itu, DSD tak dapat membangunkan DLR yang tengah tertidur pulas. Waktu si anak sudah bangun dan masuk kamar mandi, DSD mendorongnya hingga membentur lantai. "Korban meninggal di Rumah Sakit Siloam," kata Shinto. "Sempat dibawa ke RSUD Tangerang untuk diotopsi, tapi akhirnya dipindahkan ke RSCM."
Kondisi DSD sendiri kini tengah labil. Kala pemeriksaan, ia sempat pingsan beberapa kali hingga polisi menghentikan pemeriksaan awal yang dilakukan Sabtu kemarin. "Pukul 22.00, DSD sempat dibawa ke RS Harapan Mulia dan mendapatkan infus karena kekurangan cairan," kata Shinto. "Pemeriksaan akan kami lanjutkan hari ini."
Atas tuduhan penganiayaan, DSD terjerat Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman 15 tahun penjara. Dia juga dijerat Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman penjara 10 tahun.
AYU CIPTA
Terpopuler:
Hercules Punya Jasa kepada Kopassus
Ini Kata Ahok Soal Jokowi Potensial Jadi Capres
Punya Usaha Perikanan, Kenapa Hercules Memeras?
Kisah Hercules, Bos Preman dari Tanah Abang
Hercules Pemegang Bintang Setya Lencana Seroja