TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merupakan kandidat nomor satu calon wakil presiden versi Lingkaran Survei Indonesia. Dalam survei pada 1-8 Maret 2013, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai calon wakil presiden mencapai 35,2 persen, mengungguli sejumlah tokoh lain.
"Sebab, sampai saat ini, sulit membayangkan Jokowi mendapat restu sebagai calon presiden," kata peneliti Lingkaran, Adjie Alfaraby, saat konferensi pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad, 17 Maret 2013.
Lingkaran melakukan survei pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan tingkat kesalahan 2,9 persen. Adjie mengklaim survei ini dilakukan dengan dana sendiri. Survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif, yakni diskusi kelompok terfokus dan analisis media.
Selain Jokowi, ada sejumlah nama yang dipasang sebagai kandidat calon wakil presiden, yaitu Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, dan Mahfud Md. Ketiganya hanya memperoleh suara 21,2 persen; 17,1 persen; dan 15,1 persen. Nama-nama ini mengungguli sejumlah ketua umum partai yang tingkat elektabilitasnya tak mencapai 10 persen. Misalnya Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Dalam beberapa kali survei, nama Jokowi lumayan melejit jika dipasang sebagai calon presiden. Namun, Lingkaran sengaja tidak memasang Jokowi untuk posisi calon presiden. Adjie memiliki alasan mengapa Jokowi tidak menjadi kandidat capres. Menurut dia, dari pengalaman dua kali pemilu, calon presiden berasal dari petinggi partai. Sedangkan, menurut Adjie, "Jokowi hanya anggota biasa di PDI Perjuangan."
Dia menyatakan, dari berbagai pernyataan di media, belum ada tokoh PDI Perjuangan yang merestui Jokowi sebagai calon presiden. Menurut Adjie, petinggi PDI Perjuangan justru meminta Jokowi berfokus menangani persoalan Jakarta. Adjie menerangkan, kemungkinan besar PDI Perjuangan masih tetap mengusung Megawati sebagai calon presiden. "Kecuali PDI Perjuangan melakukan mekanisme lain seperti konvensi," kata dia.
WAYAN AGUS PURNOMO