TEMPO.CO, Seoul – Warga Korea Selatan yang tinggal di pulau dekat perbatasan tampak tenang meski Korea Utara meminta mereka untuk mengosongkan pulau itu. Pyongyang mengancam untuk melancarkan serangan bertubi-tubi melalui situs resminya, Uriminzokkiri.
Dalam situs disebutkan, warga lima pulau di selatan perbatasan harus pergi meninggalkan pulau-pulau tersebut. Kalau tidak, mereka akan menerima akibatnya.
“Pilihan paling bijaksana ketika petir menggelegar adalah pergi sejauh-jauhnya,” demikian tertulis dalam situs tersebut pada kolom editorialnya, Jumat pekan lalu.
Disebutkan kembali soal keberatan Pyongyang atas latihan militer bersama Korea Selatan-Amerika Serikat, dan menyebutkan hal itu bisa menimbulkan serangan balasan dari Utara.
“Pada saat seperti ini, hal yang terbaik bagi warga lima pulau di perbatasan, seperti Baengnyeong dan Yeonpyeong… adalah mengungsi secepat mungkin.”
Korea Utara pernah menembaki Pulau Yeonpyeong, yang terletak di Laut Kuning, tahun 2010, dan menewaskan empat warga Korsel. Kim Jong-un baru-baru ini pernah mengancam untuk "menyapu" Pulau Baengnyeong, yang terletak di sebelahnya.
Ancaman terakhir hanya menimbulkan sedikit kepanikan bagi 5.000 warga Baengnyeong, pulau terdekat di perbatasan. “Tidak ada tanda-tanda kepanikan atau eksodus massal, rakyat tampak terbiasa,” kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.
“Mereka tidak terlalu mengkhawatirkan situasi, tidak seperti yang diyakini orang luar,” katanya. Namun pemerintah sudah mempersiapkan tempat perlindungan bawah tanah serta latihan setiap hari jika sewaktu-waktu Korut menyerang.
Bentrokan berdarah kerap terjadi di perbatasan maritim di Laut Kuning. Beberapa tahun terakhir kian menguat dan menjadi lokasi utama konfrontasi Korut-Korsel.
CNA | NATALIA SANTI