Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gudang Cantik di Tepi Sungai Chao Phraya Bangkok  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Kawasan wisata Asiatique The Riverfront tepi Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand. TEMPO/Sunudyantoro
Kawasan wisata Asiatique The Riverfront tepi Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand. TEMPO/Sunudyantoro
Iklan

TEMPO.CO, Bangkok- Pergumulan saya dengan Sungai Chao Phraya dimulai sejak berdiri di dermaga dekat Jembatan Saphan Thaksin. Titian sepanjang hampir 2 kilometer ini menghubungkan kota lama Bangkok di timur Chao Phraya dengan hasil pengembangan kawasan Bangkok yang lebih baru di seberangnya. Setelah antre di dermaga, sebuah kapal kayu membawa saya, Rabu 6 Maret 2013.

Kapal sigap membelah Chao Phraya, sungai yang terjaga kebersihannya. Langit sore dan gedung-gedung menjulang berpadu. Chao Phraya menjulur dari utara Thailand hingga ke Teluk Thailand yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Ia mengular 372 kilometer. Chao Phraya tak hanya dilalui kapal wisata. Buat warga Bangkok, Chao Phraya merupakan salah satu jalur penting transportasi. “Bangkok macet. Banyak orang yang berangkat dan pulang kerja menggunakan kapal,” kata Vasu Thirasak, kolega Thailand yang mengundang saya. Saya diundang Mercure Bangkok Siam dan Ibis Bangkok Siam, dua hotel dalam satu bangunan di pusat ibu kota Negeri Gajah Putih ini.

Sembari menikmati pemandangan dan kapal-kapal wisata, saya menyaksikan di pelabuhan sungai yang lain bersandar beberapa kapal barang berukuran raksasa. Kedalaman yang mencapai 25 meter membuat Chao Phraya perkasa menyangga kapal bertonase besar. Begitu mata saya tercuri oleh kapal itu, Vasu Thirasak pun menunjuk ke arah kapal. Itu, kata dia, kapal pengangkut beras. “Beras didatangkan dari daerah di bagian utara Thailand, lalu dimasukkan ke gudang di Bangkok,” kata dia.

Tak jauh dari situ ada gudang milik Bulog-nya Thailand. Ingatan saya pun terbawa ke beras jatah buat bapak saya yang jadi guru. Saya kerap makan beras jatah panenan Thailand ini saat masih kecil. Thailand memang penghasil beras. Dan sampai sekarang Indonesia masih mengimpor beras dari Thailand.

Sekitar seperempat jam sedikit terguncang di tengah sungai, saya dan rombongan tiba di dermaga Asiatique The Riverfront, sebuah kawasan di tepian Chao Phraya yang tertata elok. Saya tiba di sana menjelang senja. Bangkok redup. Embusan angin sungai terasa semilir, seperti hendak membunuh panas Bangkok yang pada siang hari cukup untuk membuat tubuh bermandikan keringat.

Asiatique Waterfront sesungguhnya dulu kawasan pergudangan. Kini usianya sudah seratusan tahun. Pelabuhan pertama di Thailand ini disulap menjadi sebuah kawasan yang memadukan konsep belanja pasar tradisional dan mal. Bangunan bekas gudang dipoles kembali sehingga tak lagi kumuh dan seram. Aneka roda baja, tali sling, dan lempengan-lempengan baja yang dulu untuk keperluan bongkar-muat barang dipertahankan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari ujung tepi Chao Phraya, kawasan pergudangan membentang sekitar 300 meter menuju jalan raya Charoenkrung, jalan raya pertama di Bangkok karena menjadi akses dari pelabuhan menuju kawasan kota Bangkok.

Adalah penguasa bir merek Chang produksi Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi, yang menginvestasikan duit 3 juta baht atau sekitar Rp 330 miliar. Chang sejak tahun lalu menjadi sponsor klub sepak bola bergengsi Eropa dari Spanyol, Real Madrid. Chang juga pernah menjadi sponsor Everton di Liga Primer Inggris. Namun guyuran duit sebesar itu tak dianggap besar oleh Thitirat Thongcharoensukchai, pejabat pemasaran Asiatique. Sebab, mereka lebih banyak mengoptimalkan tinggalan kompleks pergudangan. “Ini murah, karena kami memanfaatkan bangunan dan benda-benda yang sudah ada sebelumnya,” kata Thitirat.

Karena merupakan bekas kompleks pergudangan, gaya arsitekturnya tak rumit. Sekilas terlihat sebagai hanya kumpulan bangunan beratap melengkung dengan menonjolkan bata ekspose. Aneka sentuhan kayu bersih mengkilap, cat cokelat terang, serta unsur interior dan eksterior modern, menjadikan kawasan ini terlihat mewah. Bangunan kompleks pergudangan ini pun kini punya setidaknya 1.500 butik dan 40 restoran.

Trem, yang dulu digerakkan mesin uap, dipertahankan. Ia bergerak mengelilingi kompleks pergudangan sebagai kereta wisata. Di tepi sungai, terdapat patung buruh angkut barang yang kebanyakan adalah orang Tiongkok. Mereka bertelanjang dada dan kaki, dan berambut panjang dikelabang. Mereka memanggul karung berisi penuh barang. Becak tradisional yang ditarik manusia juga diabadikan dalam patung perunggu di bagian lain.

SUNUDYANTORO (BANGKOK)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

5 April 2018

Seorang pengunjung bermain perahu layar pada saat sunset atau matahari terbenam di Pulau Boracay, Filipina, 17 Januari 2016. REUTERS/Charlie Saceda
Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

White Beach, Pulau Boracay, merupakan tempat tujuan pantai terbaik kedua di Asia oleh TripAdvisor ditutup mulai 26 April, puncak liburan musim panas.


Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

14 Februari 2018

Suasana di Pulau Rottnest, Australia Barat. Tourism Western Australia
Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

Salah satu lokasi untuk liburan romantis merayakan Valentine adalah di Perth, ibu kota Australia Barat. Hanya 4,5 jam penerbangan dari Jakarta.


Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

24 September 2017

Pemandangan dari atas bukit di Fairy Lake Leisure Farm, Taiwan. (Dewi Rina)
Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

Tak hanya mengandalkan hasil panen, petani di Taiwan juga membidik bisnis wisata dengan menyediakan penginapan dan aneka atraksi menarik.


Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

24 September 2017

Lee dan istrinya,  pemilik perkebunan Persimmon Brother Farm, Taiwan (Dewi Rina)
Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

Sejumlah lahan pertanian yang melakukan ekspansi ke bisnis wisata di Taiwan, banyak dikelola oleh generasi muda.


Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

9 September 2017

Singapore River Cruise yang memiliki panjang 5 meter dan lebar 3 meter melintasi sungai di Singapura yang tidak memiliki gelombang sehingga membuat nyaman para wisatawan. Tempo/Maria Rita
Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

Tahun ini, setidaknya ada enam sarana wisata baru yang telah dan akan diluncurkan pemerintah Singapura untuk menggaet lebih banyak wisatawan.


Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

9 September 2017

Sejumlah wisatawan asing mengunakan kinomo santai
Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

Meski Jepang terbilang sebagai destinasi wisata yang mahal, dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berlibur di Jepang dengan biaya hemat.


Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

5 September 2017

Ulah Manusia, Tembok Besar Cina Rusak Parah
Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

Tidak heran, bahkan untuk mencapai gerbang Tembok Besar Cina dari kota Beijing pun sudah menjadi perjuangan tersendiri. Begiu juga saat pulangnya.


Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

5 September 2017

Tembok Besar Cina
Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

Di tengah ancaman cuaca ekstrim masih banyak turis yang mengunjungi Tembok Besar Cina.


Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

9 Agustus 2017

Presiden Jokowi berpose serupa dengan patung lilin dirinya di Museum Madame Tussauds di Hong Kong, 1 Mei 2017. Kehadiran figur Jokowi di Madame Tussauds merupakan permintaan dari pengunjung dan survei yang dilakukan pihak museum.  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

KJRI Hong Kong menyatakan jumlah pengunjung asal Indonesia meningkat.


Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

8 Juli 2017

Pemerintah Cina membangun jalan dengan lantai kaca berbentuk tapak kuda (skywalk), menjorok sejauh 27 meter dari tebing di Chongqing, di Barat Daya Cina. dailymail.co.uk
Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

Skywalk yang terdiri dari konstruksi kaca ini berada 120 meter di atas jurang yang menganga.