TEMPO.CO, Semarang - Kota Semarang bakal punya jalur rel ganda layang untuk menopang perjalanan kereta api sepanjang 8,2 kilometer. Diperkirakan, dalam jangka waktu kurang dari dua tahun ke depan, infrastruktur itu bermanfaat untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas di sejumlah perlintasan dan penurunan tanah yang semakin parah. "Saat ini sedang dalam tahap rancangan teknik secara terperinci," kata sumber dari Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Jawa Tengah, Hendy Siswanto, Senin, 18 Maret 2013.
Menurut Hendy, pembangunan rel ganda layang itu sebagai solusi penurunan tanah di rel yang berada di kawasan pesisir. Hasil kajian menunjukkan penurunan tanah di jalur rel di kawasan pantai utara Kota Semarang mencapai 10 sentimeter per tahun.
Kondisi ini memerlukan peninggian jalan rel dengan biaya hingga Rp 2 juta. Total biaya yang dibutuhkan adalah Rp 1,2 miliar per tahun. "Ini akan menambah biaya pemeliharaan atau peninggian selama 50 tahun mencapai Rp 60 miliar," Hendy menjelaskan.
Rencana jalur KA ganda layang ini akan membentang dari Kalibanteng hingga Kaligawe dan menurun di Alastua. Pada saat bersamaan sedang dikerjakan pula jalur ganda yang diperkirakan selesai akhir tahun 2013.
Rel ganda layang Kota Semarang juga untuk menghindari tingkat kecelakaan di 58 pintu perlintasan, baik yang dijaga maupun tidak, di sepanjang jalur rel (single track). Di sepanjang jalan rel tersebut terdapat enam stasiun, yaitu Stasiun Mangkang, Stasiun Jrakah, Stasiun Poncol, Stasiun Tawang, Stasiun Gudang, dan Stasiun Alastua.
"Dalam sehari ada 66 perjalanan KA di jalur ini. Namun, setelah jalur ganda selesai akan meningkat menjadi 200 perjalanan KA dalam seharinya," katanya.
EDI FAISOL
Berita Lainnya:
Bandung Tetap Jadi Tujuan Utama Turis Malaysia
Golkar Belum Mau Lirik Jokowi Sebagai Cawapres
Polisi: Penyerangan Tempo Tak Terkait Pemberitaan
Kecil Kemungkinan Jokowi Nyapres Lewat PDIP