TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membeberkan rahasia suksesnya menjadi wiraswasta. Ketika berbicara soal wirausaha bersama pemilik CT Corp, Chairul Tandjung, Jokowi menceritakan pengalamannya sejak menjadi pengusaha hingga orang pertama di Ibu Kota.
"Saya ditugasi Pak Ishadi S.K. untuk jadi pembicara enterpreunership," kata Jokowi di gedung SMESCO, Jakarta, Ahad, 17 Maret 2013.
Kewirausahaan menjadi nilai tersendiri bagi Jokowi. Banyak yang bilang, menjadi pengusaha harus memiliki modal terlebih dulu. Tetapi tidak bagi Jokowi. "Kalau mahasiswa, pelajar, harus mulai segera. Jangan tunggu-tunggu lagi. Itu yang penting," katanya.
Pria yang mengaku lahir di bantaran sungai ini memulai kewirausahaan dengan menjadi tukang. Awalnya, Jokowi memiliki empat karyawan pada 1988. "Saya jualan dari pintu ke pintu, rumah ke rumah di Surakarta," ujar dia.
Tahun pertama hingga tahun keenam, Jokowi merasakan beratnya menjadi pengusaha. Apalagi dia mulai tanpa modal, tidak seperti orang lain yang sudah siap dengan modal yang diberikan orang tua. "Yang penting itu, jangan gonta-ganti. Fokus satu saja," katanya.
Dengan fokus dan menghadapi masalah yang ada, dia mengatakan, seseorang bakal naik tingkat ketika menjadi pengusaha. "Misalnya, mulai TK ada masalah berarti naik ke SD. Fokus lagi berarti naik ke SMP, kena masalah naik SMA. Yakin saja Tuhan akan membukakan pintu. Konsisten dan istikamah. Kalau udah kebuka, baru ngerasain enaknya," ujar Jokowi.
Karena sudah merasakan pahit getirnya menjadi pengusaha sejak 1988, Jokowi akhirnya merasakan manisnya pada 1993. Mebel hasil usahanya mulai diekspor. "Setahun pasarnya hanya di Solo, tahun kedua Jawa Tengah, tahun keenam sudah bisa ekspor. Itu-itu terus," Jokowi menjelaskan.
Dia mulai ikut pameran mebel di Singapura, kemudian masuk ke Eropa dan Amerika. "Jangan tengok kanan tengok kiri. Ini yang kita punya," katanya.
Chairul Tandjung mengatakan, Jokowi patut menjadi contoh karena kehidupannya yang penuh kerja keras. Kegigihan Jokowi yang berawal dari seorang wirausaha, menurut Chairul, menjadikannya seorang pemimpin yang berkualitas.
SUTJI DECILYA
Berita terpopuler lainnya:
Jangan Umbar Status dan Foto di Media Sosial
Si Conat, Preman Betawi Era VOC
Kericuhan Warnai Kongres Luar Biasa PSSI
Lulung: Saya Bukan Preman, Saya Profesional
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet