TEMPO.CO, Jakarta - United Nations Development Programme mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2012 meningkat sebesar 0,629. Data yang dirilis oleh UNDP pada Senin, 18 Maret 2013, menunjukkan angka IPM Indonesia terus naik dibandingkankan di 2011 sebesar 0,624 dan pada 2010 sebesar 0,620.
"Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang kuat dalam setiap indikator IPM dalam beberapa tahun ini," kata Direktur UNDP untuk Indonesia, Beate Trankman, di kantornya, siang ini. Bahkan, menurut Trankman, bila dibandingkan data 40 tahun lalu, IPM Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu naik sebesar 49 persen atau tumbuh 1,3 persen per tahun. Pada 1980, nilai IPM Indonesia tercatat sebesar 0,422.
Dengan niai IPM saat ini, kata Trankman, Indonesia menempati urutan ke-121 di seluruh dunia untuk nilai IPM. Ini naik tipis dari tahun sebelumnya yang menempati posisi 124. Trankman mengatakan nilai IPM Indonesia masuk kategori menengah. Peringkat Indonesia tersebut setara dengan negara-negara di Karibia dan Afrika Selatan yang memiliki nilai IPM yang sama.
Berdasarkan laporan UNDP, peningkatan nilai IPM didorong oleh berbagai faktor. Salah satunya karena Indonesia, dalam laporan itu, merupakan salah satu negara yang berusaha mencari keseimbangan baru antara negara dan pasar. Indonesia disebut telah berpindah fokus dari pertanian dan pembangunan pedesaan menjadi ekonomi yang lebih terbuka dengan berfokus pada perdagangan.
Selain itu, Trankman mengatakan pemerintah Indonesia berhasil membuat kebijakan investasi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja. Hal ini menuntun Indonesia menjadi negara dengan nilai IPM yang terus naik. Indonesia dinilai telah berhasil membuat kebijakan yang mendukung kesejahteraan masyarakatnya.
"Namun nilai IPM Indonesia saat ini masih di bawah angka rata-rata negara dengan nilai IPM menengah," kata Trankman. Ia menjelaskan, rata-rata angka IPM negara yang masuk kategori menengah sebesar 0,640. Nilai IPM Indonesia juga lebih rendah jika dibandingkan nilai rata-rata IPM negara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik yang sebesar 0,683.
Catatan lain adalah angka harapan tahun belajar Indonesia yang terus stagnan dalam tiga tahun terakhir. Data UNPD menyebutkan, tingkat ekspektasi tahun belajar Indonesia tetap berada pada level 12,9 pada 2010, 2011, dan 2012. Artinya, penduduk Indonesia memiliki harapan sekolah selama 12,9 tahun atau hanya mencapai sekolah menengah pertama. Oleh sebab itu, kata Trangkman, pemerintah Indonesia harus lebih inovatif meningkatkan angka ekspektasi tahun belajar demi meningkatkan kesejahteraan dan angka IPM.
Communication Analyst UNDP, Tony Soetjipto, mengatakan, angka ekspektasi tahun belajar tersebut merupakan angka rata-rata nasional. "Di Jakarta, penduduknya memang bisa mengakses sekolah dengan tahun pendidikan lebih dari 12,9 tahun. Namun, penduduk Indonesia di Papua memiliki angka harapan sekolah yang jauh lebih rendah," kata Tony.
IPM sendiri merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Pengukuran nilai IPM dilakukan oleh UNDP setiap tahun di seluruh dunia.
RAFIKA AULIA
Berita Terpopuler:
Dilarang Tanding Seumur Hidup karena Salut Nazi
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Populer di Survei Cawapres, Ini Kata Jokowi