TEMPO.CO, Kupang - Hasil penghitungan cepat alias quick count lembaga Losta Institute, yang memenangkan pasangan calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya dan Beny Litelnony satu putaran, ditolak pasangan calon lain.
Mereka menilai hasil tersebut tidak valid, yang berpotensi menimbulkan pembohongan terhadap publik. "Jika ada yang mengklaim menang Pilkada NTT, itu bohong," kata ketua pemenangan pasangan calon Gubernur NTT Esthon Foenay-Paul Tallo, Kasintus Proklamasi Ebu Tho, Selasa, 19 Maret 2013.
Menurut dia, proses penghitungan suara Pilkada NTT sedang berlangsung. Jadi data yang masuk masih bersifat sementara. Berdasarkan data di media center Esthon-Paul, justru pasangan calon itu unggul dengan 32,44 persen. "Saya heran, ada yang mengklaim menang satu putaran," katanya.
Hal senada disampaikan calon Gubernur NTT Ibrahim Agustinus Medah, yang menilai hasil quick count yang dikeluarkan Losta Institute tidak benar. "Saya dengar ada yang klaim sudah menang, tapi saya akan mengikuti yang riil saja. Saya akan patuh pada angka riil yang masuk," katanya.
Sedangkan calon gubernur inkumben Frans Lebu Raya justru mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena kembali memilihnya sebagai Gubernur NTT periode 2013-2018. "Saya ucapkan terima kasih masyarakat NTT yang masih mempercayai saya untuk memimpin daerah ini," katanya sambil meneteskan air mata.
YOHANES SEO