TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka, mengaku terpukul dengan praktek politik uang dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat. Apalagi, praktek tersebut dilakukan oleh guru. "Kita sedang melawan korupsi, tapi politik uang itu masuk ke dalam organisasi guru. Saya betul-betul terpukul," katanya seusai sidang di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa, 19 Maret 2013.
Menurut dia, guru seharusnya memberikan contoh untuk berlaku bersih. Namun nyatanya, dalam Pilkada Jabar lalu, mereka juga terlibat dalam praktek curang tersebut. Tim calon gubernur Rieke-Teten Masduki mengklaim menemukan bukti sejumlah guru memilih salah satu pasangan karena mendapat uang Rp 150 ribu.
Dalam persidangan gugatan Pilkada Jabar yang dimohonkan oleh pasangan Rieke-Teten, seorang guru honorer, Muji Hartono, mengaku mendapat uang Rp 150 ribu dari Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia di kecamatannya. Uang tersebut diberikan agar mereka memilih pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar.
"Ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), Pak Rahman, mengatakan, tolong ini untuk guru-guru honorer, bantu Aher (panggilan Ahmad Heryawan) karena dia yang sudah memberikan hibah," katanya.
Tim Aher akan diberi kesempatan untuk memberikan jawaban atas tudingan itu dalam sidang berikutnya.
NUR ALFIYAH
Berita terpopuler
Di KPK, Djoko Susilo Mulai Singgung 'Restu Atasan'
FBR Buka Suara Soal Penyerangan Kantor Tempo
Jupe Tertangkap di Cibubur
Tak Punya Jago, PDIP Turunkan Puan ke Jawa Timur
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang