TEMPO.CO , Minneapolis: Para ilmuwan percaya bahwa manusia memiliki empati alami dengan anjing. Orang mampu mengidentifikasi berbagai emosi anjing dan gerakan kecil serta ekspresi wajahnya.
Sebuah studi menemukan manusia mampu mendeteksi secara alami bagaimana hewan peliharaan mereka merasa senang, sedih, takut, terkejut atau bahkan merasa bersalah. "Tidak ada keraguan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengenali emosi sesamanya dan sangat akurat membaca ekspresi wajah orang lain," kata Dr Tina Bloom, psikolog yang memimpin penelitian ini.
Menurut Bloom, meski tidak sesempurna menilai ekspresi pada manusia lain, mereka dapat mengidentifikasi ekspresi wajah setidaknya pada anjing. Manusia sering menganggap diri mereka terisolasi dari alam. Namun penelitian ini menunjukkan ada pola yang menghubungkan bentuk komunikasi emosional.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Behavioural Processes ini menggunakan anjing polisi bernama Mal sebagai objek penelitian. Ia dapat dengan mudah mengalami berbagai emosi yang berbeda.
Ketika dipancing supaya merasa senang, Mal langsung menatap kamera dengan telinga berdiri. Ia kemudian ditegur untuk memicu reaksi sedih yang menyebabkan hewan ini memperlihatkan ekspresi sedih dengan bola mata mengarah ke bawah.
Kesan surprise yang dihasilkan dari kotak "jack" menyebabkan anjing ini mengerutkan kening. Sedangkan untuk merangsang jijik yang menyebabkan telinga Mal dalam posisi rata, para ilmuwan memberinya beberapa obat-obatan dan pemangkas kuku. Stimulus ini juga akan menyebabkan ketakutan dengan telinga seperti menusuk dan bagian putih mata terlihat. Untuk mendatangkan kemarahan, seorang peneliti berpura-pura berbuat kriminal sehingga Mal menyeringai.
Foto-foto tersebut kemudian diperlihatkan kepada 50 relawan yang dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan pengalaman mereka terhadap anjing. Ekspresi anjing yang sedang bahagia adalah emosi yang paling mudah diidentifikasi oleh para relawan. Sekitar 88 persen relawan menebaknya dengan tepat. Kemarahan dapat diidentifikasi oleh 70 persen peserta, 45 persen ekspresi takut dan 37 persen adalah kesedihan. Ekspresi anjing yang paling sulit diidentifikasi adalah kejutan dan jijik.
Penelitian Dr Bloom dan Profesor Harris Friedman dari Walden University, Minneapolis menemukan bahwa relawan ini memiliki pengalaman lebih baik dalam mengidentifikasi emosi negatif.
DAILY MAIL | ISMI WAHID
Baca juga
EDISI KHUSUS: Hercules dan Premanisme
Kontroversi Densus
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Populer di Survei Cawapres, Ini Kata Jokowi
Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres
KPK Sita Aset Djoko Susilo di Bali