TEMPO.CO, Ternate - Mahasiswa Maluku Utara mendesak Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit harta kekayaan Bupati Kepulauan Sula Ahmad Hidayat Mus. Mereka menyatakan, laporan daftar harta kekayaan yang disampaikan Bupati Sula kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terindikasi palsu.
Arman Panigfat, Ketua Himpunan Pelajar-Mahasiswa Sula, mengatakan, audit terhadap harta kekayaan Bupati Sula penting dilakukan untuk menghindari persepsi negatif publik terhadap harta kekayaan pejabat daerah. Langkah ini juga bertujuan menciptakan proses pemerintah yang bersih dari tindak pidana korupsi. "Kami mendesak agar semua harta kekayaan Bupati diperiksa. Apalagi yang bersangkutan diketahui memiliki harta yang tidak dilaporkan," kata Arman kepada Tempo, Selasa, 19 Maret 2013.
Menurut Arman, banyak pihak meragukan laporan harta kekayaan yang disampaikan Bupati Kepulauan Sula. Umumnya, ketidakpercayaan itu lahir akibat banyaknya pekerjaan proyek pembangunan infrastruktur yang tidak tuntas dikerjakan di Sula. Ini akibat masih tingginya praktek korupsi di daerah itu. "Selama ini, lebih dari tiga kasus korupsi yang diselidiki polisi. Nominalnya lebih dari Rp 20 miliar. Karena itu, kami memandang audit harta kekayaan Bupati Sula merupakan langkah mendesak saat ini," kata Arman.
Pernyataan senada muncul dari Halik A. Rajak, Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Makian Halmahera Selatan. Menurut Halik, polisi juga harus memproses hukum semua dugaan tindak korupsi yang dilakukan Bupati Kepulauan Sula. "Kami mendesak Kapolda Maluku Utara segera menuntaskan kasus dugaan korupsi yang terindikasi melibatkan Ahmad Hidayat Mus," kata Halik.
Bupati Kepulauan Sula Ahmad Hidayat Mus dikabarkan memiliki kuda jenis Red Silenos. Kuda berbulu merah setinggi 153 sentimeter itu terkenal sebagai kuda mahal. Harganya mencapai Rp 500 juta. Ada juga mobil mewah jenis Land Cruiser Lexus dengan nomor polisi B-206-AHM.
BUDHY NURGIANTO