TEMPO.CO, TOKYO--Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang yang sempat bocor ketika gempa dahsyat melanda Jepang dua tahun lalu, dikabarkan kembali mengalami masalah kemarin. Gangguan pasokan listrik di reaktor itu dapat mempengaruhi sistem pendingin yang sangat vital.
Operator PLTN Fukushima, Tepco, mengatakan belum mengetahui penyebab terhentinya pasokan listrik, tetapi berjanji akan terus menyelidiki masalah ini. Pasokan air dingin sangat penting bagi kelangsungan sebuah reaktor nuklir. Pasalnya air dingin berfungsi mendinginkan reaktor dan menyediakan perlindungan dari radiasi.
Putusnya aliran listrik terjadi pada kolam reaktor 1, 3, dan 4. Namun gangguan tersebut dilaporkan tidak mempengaruhi sistem pendingin reaktor. Menurut pihak Tepco, butuh waktu empat hari bagi sebuah kolam melewati batas keselamatan.
"Kami terus berupaya untuk mengembalikan pasokan listrik. Temperatur tertinggi berada di kolam Unit 4, hingga saat ini mencapai 30,5 derajat celsius. Temperatur itu jauh di bawah batas bahaya yang mencapai 65 derajat," kata juru bicara Tepco, Masayuki Ono.
Tidak ada laporan ancaman radiasi yang dikeluarkan. Tetapi air pendingin saat ini belum diganti dan telah melewati tenggat waktu. Diperkirakan, kemungkinan air dalam kolam itu mulai mendidih.
Pemerintah Jepang mendukung langkah operator untuk mengatasi isniden ini. “Masyarakat tidak perlu khawatir karena Tepco akan melakukan semua langkah untuk memastikan reaktor tetap dingin,” ujar Yoshihide Suga, Menteri Sekretaris Kabinet Jepang dalam konferensi pers.
Musibah nuklir sempat dialami reaktor itu seusai musibah gempa dan tsunami yang melanda Fukushima pada 11 Maret dua tahun lalu. Tiga dar enam reaktor PLTN Fukushima bermasalah akibat pasokan listrik terputus sehinnga menghentikan pasokan air dingin untuk reaktor.
Akibatnya, kawasan hingga radius 100 kilometer dari lokasi reaktor menghadapi ancaman radiasi nuklir. Puluhan ribu warga di sekitar reaktor terpaksa mengungsi hingga kini. Masyarakat Jepang pun enggan mengkonsumsi produk pertanian dan perikanan dari wilayah Fukuhima hingga sekarang.
L ASIAONE | REUTERS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI