Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kembang-Kempis Batik Pekalongan Oey Soe Tjoen  

image-gnews
TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Kajen- Karya batik legenda di Kabupaten Pekalongan milik keluarga Oey Soe Tjoen bakal tak diproduksi lagi. Batik khas yang menampilkan motif puketan denggan gambar bunga dan burung yang telah diproduksi sejak tahun 1925 ini diakui sang penerus usaha mampu tak lagi diproduksi hingga kurang lebih 10 tahun ke depan.

"Kami sudah tak mampu menjalankan operasional, kendalanya SDM dan kesibukan di luar kegiatan usaha batik," ujar Widianto Widjaja saat ditemui di rumahnya di Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Ahad, 17 Maret 2013 lalu.

Hambatan utama bagi Widianati adalah sumber daya manusia berupa perajin batik yang kini telah berkurang drastis tinggal 10 hingga 12 perajin. Kondisi ini menyebabkan produksi batik sulit dilakukan dalam waktu singkat. "Kami tetap mengutamakan kualitas dan karya batik klasik sesuai ciri khas kami, sehingga perlu waktu lama untuk memproduksi," katanya.

Minimnya tenaga kerja perajin yang sesuai dengan kriteria Oey Soe Tjoen membuat upaya mendapatkan batik khas asal Kabupaten Pekalongan ini tergolong sulit. Para peminat batik khas yang dikenal punya motif lukis yang lembut, rumit, dan detail itu baru bisa mendapatkan batik ini hingga tiga tahun setelah pemesanan. Lebih lanjut, Widianti menyatakan saat ini hambatan lain adalah hilangnya sejumlah tenaga perajin yang telah lama dididik oleh Oey Soe Tjoen. Mereka telah diambil oleh seorang konglomerat asal Jakarta untuk memproduksi batik yang sama.

Menurut Widianti, awalnya konglomerat itu meminta belajar motif khas Oey Soe Tjoen yang dikerjakan oleh pembatik lain. Namun karena tak mampu membuat motif yang sama, mereka merekrut karyawannya secara diam-diam. Batik Oey Soe Tjoen saat ini telah dikelola oleh generasi ketiga sejak berdiri pada tahun 1925 lalu. Saat ini pelanggan motif batik Oey berasal kalangan kelas atas dan kolektor batik asal luar negeri seperti Amerika, Ingris, Australia, dan Jepang.

Sebenarnya, Widianti telah mengupayakan pengembangan motif tak hanya puketan yang berjumlah hingga seratus motif dengan cara membuat batik Hokokai yang terinspirasi batik Jepang. "Namun semuanya seakan sulit dilanjutkan karena sejumlah keterbatasan tadi," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain kendala tersebut, dokumen koleksi motif batik Oey Soe Tjoen juga banyak yang hilang akibat komputer yang dibuat untuk menyimpan data terkena virus. Padahal, Widianti mengatakan koleksi motif batik yang ditentukan dengan nomor itu merupakan koleksi turun-temurun yang digunakan untuk mempertahankan motif.

Ancaman tutup usaha legenda batik Pekalongan itu menghadirkan simpati dari perajin batik generasi sekarang. Di antaranya Harris Riadi pemilik batik green batik dari unsur warna alam dan limbah. Menurut Harris, batik Oei Soe Tjoen merupakan legenda batik Pekalongan yang mewakili pengusaha Tiong Hoa lokal. "Generasi Oey Soe Tjoen juga konsisten dengan motif batik klasik. Mereka tak mengejar omzet penjualan, tapi kualitas," ujar Harris.

Ia menilai generasi Oey Soe Tjoen layak mendirikan museum untuk melindungi koleksi batiknya yang masih tersisa. Langkah ini perlu dilakukan untuk memudahkan masyarakat luas yang tak mampu membeli batik Oey Soe Tjoen untuk mengetahuinya. "Sementara keluarga bisa mendapatkan penghasilan dari pemasukan dan pengelolaan museum," ujar Harris.

EDI FAISOL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.