TEMPO.CO, Semarang - Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan festival jajan pasar dan batik di kampusnya pada Jumat, 22 Maret 2013. Kegiatan ini bertujuan mengangkat potensi lokal dan mengenalkan kembali produk kuliner dan motif batik kepada masyarakat luas. “Ini untuk menumbuhkembangkan potensi lokal pada setiap daerah, termasuk jenis jajan pasar dan motif batik,” kata Ketua Pelaksana Festival Jajan Pasar dan Batik, Bambang Indiatmoko, Selasa, 19 Maret 2013.
Festival Jajan Pasar terbuka bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah. Ini diwakili kabupaten dan kota di provinsi ini. Sedangkan untuk festival motif batik diselenggarakan dengan cara parade corak dan motif oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Menurut Bambang, panitia telah menyediakan stan untuk berjualan jajanan tradisional. “Tiga stan penjaja yang menyuguhkan makanan paling unik dan kreatif akan mendapat hadiah uang, trofi, dan piagam penghargaan,” kata Bambang. Parade batik dilakukan dengan tidak membatasi model, jenis pakaian, maupun kreativitas. “Yang penting sopan,” katanya.
Kepala Humas Universitas Negeri Semarang, Sucipto Hadi Purnomo, menjelaskan, festival jajan pasar dan batik ini menggali nilai budaya masyarakat Jawa lewat produk kuliner dan pakaian. “Jajanan bagian dari entitas Jawa dan Nusantara,” kata Sucipto.
Menurut dia, produk kuliner punya kesamaan dengan produk batik yang menerangkan jati diri suatu masyarakat. Festival itu dinilai menarik di tengah persaingan produk kuliner global dan masuknya sejumlah produk kuliner asing ke pasar dalam negeri. “Ini tidak sekadar pamer jajanan, namun juga menggali nilai-nilai filofosi dari produk jajanan,” katanya.
EDI FAISOL