TEMPO.CO, WASHINGTON D.C—Pasal kontroversial mengenai pelarangan penjualan senjata serbu dengan magasin besar akhirnya dihilangkan dari rancangan undang-undang pembatasan senjata Amerika Serikat.
Pada Selasa waktu setempat, Pemimpin Mayoritas Senat, Harry M. Reid, mengumumkan keputusannya untuk menghilangkan pasal yang didukung secara langsung oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu.
“Kami tidak dapat memasukkannya karena hanya memperoleh dukungan dari 40 anggota Senat, seluruhnya dari Demokrat. Padahal dibutuhkan minimal 60 suara agar proposal ini lolos,” kata Reid.
Apalagi, ia menambahkan, pasal ini akan mengancam pasal-pasal penting lain dalam beleid pembatasan senjata. Pasalnya, anggota Senat dari Partai Republik yang didukung kelompok pelobi senjata, Asosiasi Nasional Senjata, dipastikan akan menghabisi seluruh rancangan aturan akibat pasal tersebut.
“Masyarakat berhak memperoleh kepastian dalam isu yang lebih besar,” ujar politisi dari Partai Demokrat itu.
Pasal-pasal yang dinilai lebih penting daripada pembatasan senjata serbu menurut Reid adalah program keamanan sekolah, program pengawasan latar belakang pembeli senjata serta memastikan perdagangan senjata ilegal masuk sebagai kejahatan federal.
Senator Dianne Feinstein sebagai pengusung proposal ini mengaku sangat kecewa atas keputusan Reid. “Saya berusaha yang terbaik. Ternyata usaha saya masih sangat kurang,” tutur politisi Demokrat yang mewakili Negara Bagian California itu, sedih.
Ia menuding Asosiasi Senjata Nasional berada di balik penghilangan proposal tersebut. “Mereka adalah musuh yang sangat kuat. Saya mengenal mereka seumur hidup saya,” ucapnya, geram.
Sejatinya, bila poposal Feinstein lolos, maka insiden penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newton, Connecticut pada Desember lalu, tak akan terulang lagi. Dalam proposal tersebut, 160 jenis senjata serbu semi otomatis dan senjata milik militer resmi dilarang penjualannya untuk masyarakat sipil. Proposal ini juga membatasi magasin peluru hanya sebanyak 10 buah.
Keputusan Reid bertepatan 20 hari setelah kesaksian Neal Heslin, ayah salah satu murid Sandy Hook. Berlinang air mata, Heslin memohon Komite Hukum Senat untuk melarang penggunaan senjata serbu yang merenggut buah hatinya, Jesse.
“Ada senjata yang hanya bisa digunakan dalam peperangan. Apa yang terjadi di Sandy Hook bukanlah pembunuhan, itu adalah pembantaian,” ungkap Heslin, sesenggukan.
L WASHINGTON POST | NEW YORK DAILY NEWS | CBS | SITA PLANASARI AQUADINI