TEMPO.CO, Ternate - Para jurnalis diimbau untuk waspada saat meliput pemilihan Gubernur Maluku Utara tahun 2013. Sebab, ancaman kekerasan terhadap jurnalis saat momentum itu diprediksi akan meningkat.
Mahmud Ici, Ketua AJI Ternate, mengatakan ancaman kekerasan terhadap jurnalis di Maluku Utara akan banyak dipicu oleh rasa ketidaksenangan massa pendukung calon gubernur terhadap pemberitaan. Oleh karena itu, selain harus waspada, para jurnalis di Maluku Utara juga diminta untuk membuat pemberitaan yang sesuai dengan kode etik jurnalistik. "Kami tetapkan tahun ini tahun waspada untuk jurnalis di Maluku Utara,"kata Mahmud kepada Tempo, Jumat, 22 Maret 2013.
Menurut Mahmud, sesuai dengan data AJI Ternate, angka kekerasan terhadap jurnalis di Maluku Utara dalam kurun waktu dua tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2011 contohnya, hanya terjadi 6 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Namun, pada tahun 2012 meningkat menjadi 11 kasus kekerasan. "Dan di 2013 saja sudah ada 3 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Karena itu, tahun pemilu bagi kami adalah tahun yang rawan kekerasan terhadap jurnalis,"ujar Ici, begitu dia biasa disapa.
Hal senada dikatakan Abdulah Dahlan, Kordinator Divisi Advokasi AJI Ternate. Menurut dia, wilayah Maluku Utara hampir semua wilayah rawan untuk jurnalis saat meliput pemilihan gubernur. Namun, kekerasan terhadap jurnalis diprediksi akan banyak terjadi di Kota Ternate.
"Mungkin karena Ternate adalah pusat aktivitas politik, maka wilayah ini menjadi yang paling rawan. Tapi untuk mengantisipasi itu, kami telah merancang pembentukan lembaga bantuan hukum pers," ujar Abdulah.
BUDHY NURGIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Ibas Siap Diperiksa, Ini Jawaban KPK
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP
Rahasia Model Brasil Langsing Usai Melahirkan