TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Richard Jose Lino, menyatakan kebanggaannya atas pembangunan Terminal Kalibaru Terminal Tanjung Priok. "Kita harus bangga atas pembangunan ini. Ini proyek terbesar di dunia yang bisa disiapkan kurang dari 2,5 tahun," kata Lino saat ground breaking Terminal Kalibaru, Jumat, 22 Maret 2013.
Ia mengatakan tidak pernah ada proyek besar yang bisa dipersiapkan hanya dalam waktu singkat, kecuali Terminal Kalibaru yang diperkirakan menghabiskan dana investasi US$ 2,47 miliar atau Rp 22,66 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal perusahaan dan obligasi. Biasanya, kata dia, persiapan proyek besar dan sangat mahal harus dilakukan selama bertahun-tahun.
"Tetapi di Kaibaru, kami bisa menyiapkannya dalam waktu cepat setelah ide pembangunannya bergulir," kata Lino. Ia mengatakan, hal tersebut menunjukkan Indonesia bisa membangun infrastruktur besar jika memiliki kemauan yang kuat.
Proses pembangunan New Priok sendiri telah dimulai sejak Desember lalu oleh PT Pembangunan Perumahan dengan biaya investasi sebesar Rp 22,66 triliun untuk pembangunan tahap I. Pelindo II juga telah menetapkan prefered bidder untuk mitra operasional Terminal Peti Kemas pertama, yaitu Mitsui & Co.
Pada pembangunan tahap pertama, Terminal New Priok akan terdiri dari tiga terminal peti kemas dan dua terminal produk bahan bakar. Terminal akan dibangun di atas lahan seluas 195 hektar area dengan penambahn kapasitas 4,5 juta TEUs peti kemas serta 9,4 juta meter kubik produk minyak dan gas. Tergetnya, seluruh terminal tahap I selesai dan beroperasi pada 2018
Menteri Perhubungan E.E Mangindaan mengatakan, pembangunan Terminal Kalibaru merupakan contoh pembangunan infrastruktur dengan skema konsesi yang pertama. "Pembangunan terminal ini dilakukan melalui konsesi PT Pelindo II dan PT Pembangunan Perumahan," kata Mangindaan.
Ia menjelaskan, jangka waktu konsesi untuk membangun dan mengoperasikan pelabuhan itu selama 70 tahun. Selain itu, kerja sama pemanfaatan dan pengoperasian pelabuhan itu selama 25 tahun setelah berakhirnya masa konsesi.
Dari konsesi tersebut, Pelindo II mendapatkan fee konsesi sebesar 0,5 persen per tahun dari pendapatan kotor Terminal Kalibaru sejak beroperasinya terminal secara komersial. "Harapannya, fee hasil konsesi itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur kembali," kata Mangindaan.
RAFIKA AULIA