TEMPO.CO, Yogyakarta -Korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yohanes Juan Manbait, pernah bertugas sebagai anggota Brigade mobil (Brimob) di Aceh beberapa kali. "Adik saya pernah bertugas sebagai anggota Brimob selama dua kali pada tahun 2000-an," kata kakak kandung Yohanes, sebut saja namanya Ananda, saat dihubungi Tempo lewat ponselnya, Sabtu petang, 23 Maret 2013. (Baca: 4 tahanan Lapas Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain)
Menurut Ananda, adik kandungnya menikah secara resmi dengan warga Aceh bernama Ros dan memiliki seorang anak bernama Amor, 3 tahun. Ros pernah tinggal di Yogyakarta, namun kini dia berada di Aceh bersama anaknya.
Yohanes, kata dia, merupakan warga kelahiran Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 25 Februari 1975. Pria 38 tahun itu merupakan putra keempat dari delapan bersaudara.
Ananda menyebutkan adik kandungnya terakhir bekerja sebagai anggota Poltabes Yogyakarta. Yohanes pernah tersandung kasus narkoba dan pernah menjalani hukuman penjara selama dua tahun lebih.
Pengacara Yohanes, Rio Rama Baskara, mengatakan mendiang Yohanes merupakan anggota kepolisian yang sedang menjalani sidang etik atau disiplin kepolisian. "Upaya hukum terus kami lakukan," katanya.
Ihwal Yohanes yang tersangkut kasus narkoba juga diungkapkan Hendro Sariyanto, adik angkat Yohanes. Dia mengatakan Yohanes merupakan anggota kepolisian yang diberhentikan karena tersangkut kasus narkoba. Ia dikenai hukuman penjara selama dua tahun lebih delapan bulan. "Terakhir Juan bekerja sebagai anggota Buser Polresta Yogyakarta," kata dia di RSUP Dr. Sardjito.
Dia menambahkan almarhum sering dimintai bantuan untuk menjadi petugas kemanan di Hugo's Cafe. "Juan sering datang ke Hugo's Cafe sebagai security," katanya.
Yohanes adalah salah satu dari empat tahanan yang diserang dan ditembak di Lapas Cebongan, Sleman, pada Sabtu dinihari, 23 Maret 2013. Penyerangan itu dilakukan belasan orang bersenjata. (Baca: Kronologi penyerangan)
SHINTA MAHARANI