TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 31 tahanan di Blok Anggrek nomor 5, Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman terguncang sejak Sabtu dinihari, 23 Maret 2013. Sebab, mereka menjadi saksi hidup penembakan empat tahanan oleh segerombolan pria. Apalagi para korban meringkuk pada sel yang sama dengan mereka.
"Tahanan itu mengalami shock," kata Kepala Lapas Cebongan, B. Soekamto, Ahad, 24 Maret 2013. "Ada yang diam, terlihat melamun, penuh tanda tanya apa yang telah terjadi."
Kondisi serupa juga dialami 10 sipir yang berjaga pada saat peristiwa penembakan. Kata seorang sipir yang berjaga pada malam itu, Supratikno, delapan sipir mengalami luka karena dianiaya dengan pukulan tangan maupun popor senapan.
Ketika penembakan terjadi, ada 35 tahanan di sel itu. Empat orang yang tewas tertembak adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu.
Untuk menenangkan tahanan lainnya, sipir mencoba mengumpulkan mereka pada Sabtu pagi. "Kami yakinkan, kejadian serupa tak akan terjadi lagi. Keamanan mereka kami jamin," kata Soekamto.
Upaya lain, tahanan dan kesepuluh sipir mendapatkan pendampingan psikolog maupun psikiater dan siraman rohani dari tokoh agama. Sipir yang berjaga juga mendapat libur sehari. "Kami ganti dengan regu lain," kata Soekamto.
Empat orang yang ditembak mati adalah tahanan titipan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka tersangka kasus pengeroyokan anggota TNI Angkatan Darat Komado Satuan Khusus Kandang Menjangan Kartasura Sersan Satu Santosa di Hugos Cafe, Sleman, 19 Maret 2013. Santosa tewas karena luka tusuk pada bagian dada kiri.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Terpopuler:
Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain
Eyang Subur, Bekas Penjahit yang Koleksi Perhiasan
Kepala Pengamanan LP Sleman Ditodong Pistol
Sultan Khawatirkan Keselamatan Mahasiswa NTT