TEMPO.CO, Jakarta - Modus penipuan melalui internet ada banyak ragamnya. Hati-hati, niat tulus membantu seorang kenalan baru, bisa berujung penipuan. Berempati dengan cerita yang mengharu-biru ternyata bisa merugikan.
Kasus tipu-tipu jagat maya ini terjadi pada seorang pegawai di salah satu perusahaan migas nasional. Sebut saja namanya Putra, 44 tahun. Akibat penipuan internet, Putra mengalami kerugian sebesar Rp 137 juta.
Kepada Tempo yang menemuinya pekan lalu, Putra menceritakan kisah tragisnya. Semua berawal pada Desember 2012, kurang lebih tiga bulan lalu. Lewat internet, Putra berkenalan dengan seorang janda yang mengaku bernama Desi Olana. Desi tinggal di London, Inggris, bersama suaminya yang merupakan warga negara Inggris. Malang bagi Desi, setelah dikaruniai seorang anak, suaminya meninggal. "Dia mengaku ingin pulang ke Indonesia dan hidup di sini saja," kata Putra mengenang.
Kepada Putra, Desi mengaku punya modal yang cukup lumayan untuk pulang ke Indonesia. Dia mengaku mendapat warisan kekayaan dari suaminya sebesar US$ 3,5 juta (atau sekitar Rp 35 miliar). Desi minta bantuan Putra untuk menerima transfer dana sebesar itu, karena dia tak punya sanak saudara di Indonesia.
Tak pikir panjang, Putra pun setuju. Apalagi untuk menolong Desi, dia hanya perlu memberitahu nama dan alamat lengkap tempat tinggalnya. Dia juga tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. "Saya juga percaya karena dia pernah telpon saya, dengan nomor kode Inggris +44," kata dia prihatin.
Tanpa disangka-sangka, proses penipuan Putra terjadi sangat cepat. Seminggu setelah komunikasi terakhir dengan Desi, perempuan itu menelepon lagi memberitahukan bahwa kurir uangnya, seorang diplomat Inggris bernama Adam Smith, mengalami masalah di bandara Soekarno-Hatta. "Katanya, Adam Smith dicekal di bandara oleh petugas imigrasi yang minta sogokan Rp 45 juta," kata Putra.
Putra percaya saja dengan bualan Desi. Apalagi Desi mengaku uang rupiahnya hanya Rp 22 juta, dan karena itu dia minta dikirimi tambahan saja sebesar Rp 23 juta. "Saya ditelpon, diminta bantu mengirim uang untuk menebus Adam Smith yang ditahan imigrasi di bandara," kata Putra.
Penipuan baru dimulai. Berikutnya, Putra dihubungi lagi dengan alasan paket uang milik Desi tertahan lagi di Bea Cukai. Kali ini, aparat bea cukai minta sogokan Rp 14 juta. Putra lagi-lagi percaya saja, dan mengirim Rp 14 juta agar paket Desi yang tertahan bisa lolos keluar bandara.
Terakhir, Putra diminta mengirim dana US$ 10 ribu (sekitar Rp 100 juta). Desi beralasan ongkos itu diperlukan untuk memotong-motong lembaran uang dollar yang dimilikinya. Rupanya warisan Desi ini diklaim masih berupa lembaran dollar yang belum dipotong-potong. Putra, lagi-lagi, termakan bujuk rayu dari mulut manis penipunya. "Total saya kena Rp 137 juta," kata Putra.
Setelah beberapa saat, barulah Putra tersadar kalau Desi ini penipu. Dia bergerak cepat, melapor ke polisi. Petugas reserse dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bergerak cepat meringkus pelaku penipuan.
"Pelakunya teryata warga negara Nigeria di sini dan uang korban sudah dikembalikan utuh," kata Kepala Unit III Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Komisaris Jerry Raimond yang menangani langsung kasus penipuan ini, pekan lalu.
MUNAWWAROH
Berita Terpopuler:
Kondisi Korban Tembak Terduga Kopassus Mengerikan
Terduga Kopassus Penyerang LP Sleman Rebut CCTV
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain
Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
TNI AD: Penyerang LP Sleman Belum Tentu Kopassus