TEMPO.CO, Jakarta - Setahun terakhir, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya banyak menangani kasus penipuan yang terjadi melalui internet. Modusnya beragam, mulai dari menyebar email soal warisan, hingga janji dinikahi oleh pria tampan dari luar negeri melalui Facebook.
Dari puluhan kasus tersebut, polisi berhasil mengungkap sebagian di antaranya. Ternyata semua pelaku adalah pria kulit hitam. Mereka datang ke Indonesia dengan pasport Nigeria, Liberia, dan Kamerun.
"Pelakunya adalah komplotan Afrika yang ada di Indonesia, umumnya warga negara Nigeria, Liberia dan Kamerun," kata Kepala Unit III Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Jerry Raimond kepada Tempo, Jumat, 22 Maret 2013.
Komplotan yang menipu pengusaha garmen --sebut saja namanya Putri-- dengan mengaku sebagai tentara Inggris di London ternyata dua pemuda dari Nigeria dan Liberia. Pada Agustus 2012 lalu, polisi menangkap dua pria: Udhie Mathias Udhie, 25 tahun, warga negara Nigeria, dan Kenechuckwu, 37 tahun, warga negara Liberia. Mereka berdua menyamar sebagai Ben dan Christofher dan berhasil menipu Putri hampir Rp 2 miliar.
Modusnya mereka mengaku ingin berinvestasi di Indonesia, tapi usaha mereka ditahan bea cukai sampai IMF. Semua pihak itu minta disogok. Terakhir, setelah semua sogokan dibayar, kedua penipu ini mengaku ditangkap polisi, yang juga minta disogok.
Kasus penipuan lain yang menimpa karyawan perusahaan money changer, sebut saja namanya Asih, juga berhasil diungkap polisi. Asih ditipu dua orang Nigeria bernama Jhonson dan Anderson, yang mengaku bisa menggandakan uang. Anderson, ketika ditangkap polisi, ternyata bernama asli Ugochukwu Emmanuel asli dari Nigeria.
"Dari semua kasus yang ditangani, kami menangkap sekitar 30-an pria kulit hitam," kata Jerry. Sebagian diadili di pengadilan, sebagian dideportasi.
MUNAWWAROH
Berita Terpopuler:
Kondisi Korban Tembak Terduga Kopassus Mengerikan
Terduga Kopassus Penyerang LP Sleman Rebut CCTV
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain
Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
TNI AD: Penyerang LP Sleman Belum Tentu Kopassus