TEMPO.CO, London - Boris Berezovsky, yang merupakan salah satu lawan politik Vladimir Putin, ditemukan tewas di rumahnya di Inggris kemarin. Taipan 67 tahun yang mengasingkan diri itu ditemukan tewas di bak mandi oleh pengawalnya di Ascot, Berkshire. Ia adalah saksi kunci dalam pemeriksaan mata-mata Alexander Litvinenko yang tewas dibunuh.
Keluarga dan teman-teman mengatakan taipan yang mengalami depresi selama tekanan Kremlin ini tewas dengan bunuh diri.
Dia selamat dari sejumlah upaya pembunuhan setelah berseteru dengan Putin, termasuk bom pada tahun 1994. Dan tahun lalu ia berseteru di pengadilan dengan pemilik Klub Sepakbola Chelsea, Roman Abramovich, dan kehilangan hingga 130 juta pound sterling atau setara Rp 1,9 triliun.
Tim Bell, juru bicara Berezovsky, mengatakan bahwa taipan telah sangat tertekan selama beberapa bulan terakhir. "Salah satu alasan adalah masalah keuangan, tapi ia khawatir tentang pelecehan oleh Rusia dan merasa terbebani oleh sejumlah besar kasus hukum," kata Bell.
"Mereka terus mengejar dia terkait kepemilikannya atas Aeroflot dan Avtovaz [produsen mobil Rusia] serta kepentingannya di Brazil dan beberapa negara lain," katanya.
Baca Juga:
Berezovsky tinggal di Inggris mulai tahun 2000. Namun serangkaian kasus pengadilan yang berkepanjangan dan sangat mahal menggerogoti kekayaannya.
Pengacaranya, Alexander Dobrovinsky, bahkan menyatakan kondisi terakhirnya sangat memprihatinkan. "Dia terbelit utang, dan bahkan sampai menjual lukisan dan barang-barang pribadi lainnya."
Berezovsky menggugat temannya, Abramovich, Agustus tahun lalu senilai 3,3 juta pound sterling, namun berakhir dengan kekalahan. Bahkan pengadilan mencapnya 'tak bisa diandalkan' dan 'tak jujur'. Pada bulan Januari mantan kekasihnya, Elena Gorbunova, 43 tahun, memenangkan gugatan 200 juta pound sterling setelah mereka berpisah tahun lalu.
Lahir di Moskow pada tahun 1946 dalam sebuah keluarga Yahudi Rusia, karir pertamanya adalah sebagai matematikawan. Namun dalam lebih dari satu dekade ia mengubah dirinya dari profesor matematika Soviet dan analis sistem dengan penghasilan 'recehan' menjadi multi-miliarder.
Keberuntungan pertamanya datang dari mengimpor mobil Mercedes ke Rusia pada era 1990-an. Pada pertengahan 1990-an ia adalah salah satu oligarki yang menguasai industri besar di negara itu setelah runtuhnya Komunisme.
Ia mengambil kepemilikan perusahaan minyak Sibneft, menjadi pemegang saham terbesar di saluran televisi utama negara, ORT, yang ia ubah menjadi kendaraan propaganda untuk Boris Yeltsin dalam pemilihan presiden 1996.
Digambarkan oleh para kritikus sebagai lambang 'kapitalisme rampok' Rusia, Berezovsky membantah kekayaannya dikumpulkan dengan cara ilegal. Dia berada di puncak kekuasaannya di tahun-tahun Yeltsin berkuasa dan menjadi anggota istimewa dari lingkaran dalam Kremlin.
Meskipun membantu Putin berkuasa, hubungan kedua pria ini renggang dan pada tahun 2000 Berezovsky meninggalkan Rusia dan tinggal di Inggris.
Setelah mendapatkan suaka di Inggris, ia tanpa henti berkampanye untuk mengekspos dugaan 'kejahatan' Putin. Ia dinyatakan bersalah pada sidang 2007 di Rusia atas penggelapan di maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot dan dinyatakan bersalah pada tahun 2009 karena menipu produsen mobil Avtovaz. Ia menganggap putusan hukum itu 'lelucon'.
MAIL ONLINE | TRIP B