TEMPO.CO, Bangui - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menyatakan penyesalan yang mendalam atas kekerasan serius terhadap hak asasi manusia di Republik Afrika Tengah (CAR).
Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan upaya kudeta oleh pemberontak Seleka setelah mereka menguasasi Istana Presiden di Ibu Kota Bangui, Ahad, 24 aret 2013.
Kini Presiden Francois Bozize melarikan diri ke negara tetangga, Kongo. Hal tersebut dibenarkan oleh beberapa pejabat pemerintahan. "Pemberontak telah menguasai kota," kata Gaston Mackouzangba juru bicara presiden.
Dari Eropa terdengar kabar, Prancis menyerukan agar para pemimpin kudeta di Republik Afrika Tengah mengekang diri. Presiden Prancis, Francois Hollande, yang mengirimkan 400 bala tentara ke negara bekas jajahannya, mengatakan, para pemberontak harus menghormati rakyat. Hollande membenarkan bahwa Presiden Francois Bozize telah terbang meninggalkan CAR dan diyakini berada di Kongo.
Sejak Desember tahun lalu, pemberontak menginginkan Bozize mundur dari jabatannya karena dianggap telah mencederai kesepakatan bersama. Menurut mereka pemerintah tidak mengindahkan kesepakatan damai 2007 yang berisi antara lain, negara akan membayar para pemberontak yang telah menyerah.
Baca Juga:
Setelah bertempur selama berminggu-minggu yang menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal, pemberontak sepakat berbagi kekuasaan dengan pemerintah.
Tetapi pada awal pekan ini, pemberontak angkat senjata menuntut agar para tahanan politik dibebaskan. Mereka begitu cepat menguasai ibu kota, selanjutnya Presiden Bozize terbang meninggalkan negara pada Ahad dini hari waktu setempat, 24 Maret 2013.
Nelson Ndjadder, salah satu juru bicara faksi koalisi Seleka, mengatakan, CAR sekarang ini sedang mempersiapkan sebuah pemilihan umum demokratis. "Bersamaan dengan pengambilalihan Bangui dan kepergian Bozize, tujuan perjuangan kami telah terwujud," katanya. "Bangsa Afrika Tengah harus bertemu dalam satu meja bundar untuk membicarakan masa depan bersama."
Presiden Hollande meminta kepada seluruh partai untuk memenangkan diri dan mengadakan pembicaraan demi sebuah pemerintahan persatuan nasional. "Kelompok-kelompok bersenjata harus menghormati rakyat."
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL