TEMPO.CO, Sleman -- Para aktivis gereja di Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan terapi untuk menghilangkan trauma bagi para tahanan dan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman. Sebanyak 45 umat Kristiani setiap hari mengikuti siraman rohani dari pendeta. Dari 45 warga binaan itu, ada dua tahanan yang melihat langsung pembunuhan empat tahanan pada Sabtu, 23 Maret dinihari.
"Kami gabungan dari gereja-gereja yang ada di Yogyakarta. Mulai hari ini hingga tiga minggu ke depan ada kegiatan penghuni LP untuk mengikuti terapi psikologi," kata pendeta Rima Matruti dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 26 Maret 2013.
Pasca-penyerangan gerombolan bersenjata di LP kelas II B di Dusun Bedingin, Sumberadi, Mlati, Sleman, itu kondisi psikologi tahanan maupun narapidana sangat tertekan. (Lihat: Pasca-penyerangan LP Sleman, Petugas pun Trauma)
Menurut keterangan Rima, wajah-wajah para tahanan yang ditemuinya juga terlihat stres, shock, dan ketakutan. Terapi yang diberikan selain siraman rohani, ibadah, menyanyi, juga diberikan permainan-permainan yang menarik (joy game). Juga para tahanan yang paling berat terguncang psikologinya diberikan perhatian khusus untuk konseling.
Selain para warga binaan, para sipir yang berjaga saat terjadinya penyerangan juga diberi terapi dengan program trauma healing. "Secara kejiwaan, mereka terguncang. (Baca juga: Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman dan Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman)
Peristiwa mengerikan saat penyerangan itu memang menyisakan trauma dan ketakutan pada tahanan atau narapidana. Sebab, ada yang menyaksikan langsung, ada pula yang berada di sel lain, tetapi diintimidasi dan mendengar suara tembakan.
Penyerangan brutal itu mengakibatkan empat tahanan tewas mengenaskan dengan luka tembak. Sebab, tersangka penganiayaan yang berakibat kematian Sersan Satu Heru Santoso, anggota Den Intel Kodam IV/Diponegoro itu,tewas tertembus peluru.
Para tersangka yang dibunuh itu adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, 31 tahun, Yohanes Juan Mambait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).
Bagi yang beragama Islam, juga dilakukan siraman rohani setiap hari dan lebih intensif lagi di masjid dalam LP. Menurut Aris Bimo, Kepala Bagian Tata Usaha dan Humas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman, sampai hari keempaat pasca-kejadian, ada tahanan yang belum bisa makan karena trauma dan shock mencium dan melihat korban serta darah berceceran.
"Kami juga bekerja sama dengan universitas di Yogyakarta untuk trauma healing di LP," kata dia. Cek info penyerangan profesional penjara Cebongan, Sleman, di sini.
MUH SYAIFULLAH
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Terkait:
SBY Minta Panglima TNI Ungkap Serangan LP Sleman
Kata Polisi Soal Tersangka Serangan Penjara Sleman
Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman
Komnas HAM: Negara Gagal Lindungi Napi LP Sleman