TEMPO.CO, Jakarta - Tim Tiger Patrol Unit kerja sama WWF-Indonesia dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau menemukan bunga raflesia merah-putih di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Kabupaten Kampar, Riau. Kemunculan tumbuhan parasit ini merupakan yang pertama kalinya di taman nasional yang menjadi kawasan konservasi harimau Sumatera tersebut.
Ada lima bunga raflesia yang ditemukan oleh tim patroli. Satu bunga dalam kondisi mekar sempurna dengan diameter sekitar 50 sentimeter; satu bunga akan mekar, berdiameter 20-25 sentimeter; satu bunga masih berukuran sebesar kembang kol; dan dua bunga lainnya masih sebesar bola tenis. Kelima bunga ditemukan di satu lokasi hutan pada ketinggian 448 meter di atas permukaan laut.
"Saya seakan bermimpi dan tidak percaya saat menemukannya," ujar Nursyamsu, anggota tim patroli yang menemukan bunga raflesia merah-putih, 26 Maret 2013, lewat siaran pers. Ia sekaligus merasa senang lantaran raflesia sangat jarang ditemukan dalam kondisi mekar sempurna.
Raflesia merah-putih (Rafflesia hasseltii) termasuk salah satu spesies tumbuhan langka. Statusnya genting dalam Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Pemerintah melindungi tumbuhan ini melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Penduduk lokal menyebut bunga ini "cendawan muka rimau". Pada saat mekar, diameter bunga bisa mencapai 30-50 sentimeter, cupingnya (perigone) 11-13 sentimeter, dan lebar 15-17 sentimeter. Warnanya merah kecokelatan dengan lempeng warna putih yang relatif besar dan bentuknya tidak beraturan. Karena perpaduan warna tersebut, bunga ini mendapatkan sebutan raflesia merah-putih.
Bunga ini merupakan jenis tumbuhan parasit dengan tumbuhan inang Tetrastigma leucostaphyllum. Wilayah penyebarannya meliputi Selat Peninsula Malaysia, Sarawak, dan Pulau Sumatera. Di Sumatera, bunga ini tersebar sangat terbatas, hanya di kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sanglap, Jambi, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Riau.
Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling memang dikenal sebagai habitat alami harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan beberapa spesies kucing hutan. Pada 2012, perangkap kamera yang dipasang oleh tim monitoring WWF-Indonesia merekam lima dari tujuh spesies kucing hutan di lokasi yang sama dengan penemuan raflesia.
WWF-Indonesia menyatakan penemuan Raflesia Merah Putih membuktikan bahwa kondisi keragaman hayati di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling masih dalam kondisi baik. Namun, sayangnya kawasan tersebut juga semakin terancam oleh aktivitas perambahan dan pembalakan liar.
(Baca Topik Terhangat:Serangan Penjara Sleman || Kudeta || Krisis Bawang || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas)
MAHARDIKA SATRIA HADI
Baca juga
Yahoo Akuisisi Summly
Pendiri Yahoo! Menjadi Investor
Menjelajah Web dalam 3 Dimensi
BlackBerry Jajaki Penyatuan Ponsel Tablet Laptop
Catcha Group Siap Investasi Online Rp 1,45 Triliun