TEMPO.CO, Jakarta - Djakarta Musang Lovers, biasa disingkat Djamal, adalah komunitas para pencinta musang yang dibentuk enam bulan lalu. Kelompok ini beranggotakan 500 orang dari berbagai kota. Dan mereka memelihara pelbagai jenis musang, hewan asli Indonesia. Ada musang pandan dari Pulau Jawa, musang bulan asal Sumatera, dan jenis lainnya.
Kata Ketua Pembina Djamal, Jenny Chandra Majo, tidak sulit memelihara musang. Malah sama seperti mengurus hewan lainnya. Sebab, musang mudah diberi makan dan tidak memilih-milih. "Musang itu jenis hewan omnivora, gampang makannya," ujar perempuan 40 tahun ini.
Majo sering memberi musang peliharaannya makanan berupa pisang dan daging. Dan sehari-hari, dia biasa berinteraksi dengan si musang. Bahkan mengajak musang peliharaannya jalan-jalan. "Musang itu pemalu. Harus diajak bergaul," kata dia.
Untuk seekor anak musang, Majo melanjutkan, calon pemelihara dapat membelinya dengan harga Rp 300-400 ribu. Bersama Djamal, Majo berharap status musang dapat naik derajatnya di mata masyarakat. "Tidak lagi dianggap hama pengganggu dan diburu untuk dibunuh, tetapi bisa dijadikan hewan peliharaan." Kumpul dengan komunitas lainnya di sini.
HERU TRIYONO
Topik Terhangat: Kudeta||Serangan Penjara Sleman||Harta Djoko Susilo||Nasib Anas
Baca juga:
Mendengarkan Lantunan Musik Klasik ala Palestina
Vino Bastian Belajar Jadi Ayah di Film
Sastra Purnama, Penyair Baca Puisi Linus Suryadi
Pure Saturday Ramaikan ARTE Arts Festival