TEMPO.CO. New Jersey - Amerika Serikat memenjarakan seorang pria berkebangsaan Cina selama enam tahun karena telah membocorkan rahasia teknologi militer ke Cina.
Pria itu, Sixing Liu, dihukum pada Senin, 25 Maret 2013, setelah menjalani serangkaian proses peradilan sejak September 2012 di pengadilan federal Newark, New Jersey.
Di persidangan, Liu terbukti melanggar sembilan dari 11 dakwaan jaksa, termasuk pencurian perjanjian rahasia dagang, pelanggaran UU Arms Export Control, dan berbohong kepada agen federal.
Jaksa mengatakan terdakwa, yang juga dikenal dengan nama Steve Liu, telah mencuri ribuan file komputer yang berisi perincian kinerja dan desain sistem panduan untuk rudal, roket, serta pesawat tak berawak (drone).
"Dia juga mencuri file dari perusahaan komunikasi (US Company L-3 Communications) tempat dia bekerja sebagai seorang insinyur," kata jaksa.
Liu, ujar jaksa, selanjutnya beberapa kali mengadakan presentasi di sejumlah universitas Cina, pemerintah, dan beberapa organisasi mengenai teknologi militer tanpa meminta izin dari L-3's dengan harapan dapat membantunya mendapatkan pekerjaan di Cina.
"Bukannya mendapatkan penghargaan dari Cina, Sixing Liu malah memperoleh ganjaran kerangkeng besi selama 70 bulan penjara," kata Paul Fishman, jaksa Amerika Serikat di New Jersey, dalam sebuah pernyataan.
Dalam pembelaannya, Liu menolak segala tuduhan jaksa. Insinyur yang bekerja di unit L-3 Communication Space and Navigation di New Jersey dari 2009-2010 ini mengatakan, dia sama sekali tidak melanggar hukum atau mengirimkan data rahasia ke Cina.
Namun pembelaan Liu dianggap angin lalu. Agen federal tetap pada keyakinannya setelah mereka menemukan komputer ketika Liu kembali dari Newark Liberty International Airport pada 2010. Selanjutnya, Liu diseret ke pengadilan pada 2012.
Pengacara Liu, James Tunick, membantah segala tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya. Menurutnya, Liu memang membuat "kesalahan besar" dengan memiliki file pada komputernya dan membawanya ke Cina, tetapi hal itu bukanlah kesalahan pidana. "Dia tak pernah bermaksud menyakiti siapa pun," kata Tunick.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Baca juga:
Reality Show Dibatalkan Setelah Peserta Meninggal
RUU Perkawinan Gay di Prancis Ditolak
Cina Belanja Peralatan Militer ke Rusia
Cina, Pasar Film Terbesar Kedua di Dunia