TEMPO.CO, Kediri - Wali Kota Kediri Samsul Ashar hari ini kembali mangkir untuk diperiksa oleh penyidik Satuan Tindak Pidana Korupsi Kepolisian Resor Kediri Kota. Kali ini dia berdalih ke luar kota setelah sempat mengaku sakit pada pemeriksaan pertama.
Kapolresta Kediri, Ajun Komisaris Besar Ratno Kuncoro, mengatakan Samsul Ashar seharusnya sudah berada di ruang Tipikor pada pukul 09.00 WIB. Samsul harus menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas dugaan korupsi pembangunan Jembatan Brawijaya senilai Rp 66 miliar.
Namun, hingga siang ini, Samsul yang kembali mencalonkan diri pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri pada Agustus mendatang tak kunjung muncul. "Kami akan tunggu sampai sore," kata Ratno, Rabu, 27 Maret 2013.
Ratno mengatakan pihaknya tidak tahu alasan Samsul mangkir. Padahal, Samsul wajib memberikan alasan ketidakhadirannya.
Sementara dalam penyidikan dua pekan lalu, Syamsul juga meminta penghentian pemeriksaan saat penyidik baru melontarkan enam pertanyaan. Dokter spesialis penyakit dalam itu mengaku sakit dan harus melakukan check-up medis ke Rumah Sakit Internasional Surabaya.
Ratno belum bisa memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap Samsul. Saat disinggung upaya pemanggilan paksa, Ratno mengaku masih menunggu perkembangan. "Setidaknya sampai ada pemberitahuan resmi darinya (soal ketidakhadirannya)," ujarnya.
Penasehat hukum Samsul, Arifin, menolak memberikan keterangan tentang sikap kliennya. Saat dihubungi Tempo melalui telepon, pengacara yang berkantor di Surabaya itu mengaku sedang mengikuti sidang. "Nanti saja telepon lagi," ucapnya.
Juru bicara Pemerintah Kota Kediri Hariadi menjelaskan, sejak kemarin Samsul pamit ke Surabaya bersama istrinya. Namun, Hariadi tidak mengetahui alasan atasannya itu ke Surabaya. "Tidak tahu kapan kembali ke Kediri," tuturnya.
Seperti diberitakan, Polresta Kediri sedang memeriksa kasus dugaan korupsi pembangunan Jembatan Brawijaya senilai Rp 66 miliar. Polisi telah menetapkan tiga tersangka, yakni Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kasenan, Ketua Panitia Lelang Wiyanto, dan Fajar, kerabat Samsul yang menerima uang sogokan dari perusahaan pemenang tender. Saat ini polisi masih melacak aliran dana tersebut ke wali kota dan pejabat lainnya.
HARI TRI WASONO