Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebanyakan Nonton TV, Anak Bisa Jadi Antisosial  

Editor

Amirullah

image-gnews
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Glasgow - Jangan biarkan anak-anak terlalu banyak menonton televisi. Selain tidak bagus buat kesehatan, anak yang terlalu banyak menonton televisi juga tidak baik untuk mental anak.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti University of Glasgow, Skotlandia, menunjukkan anak umur lima tahun yang menonton televisi tiga jam atau lebih dalam sehari akan cenderung anti sosial, suka melawan dan mencuri pada saat usianya menginjak 7 tahun.

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal online Archives of Disease in Childhood ini, para peneliti menganalisis data dari sekitar 11 ribu anak di Inggris yang lahir antara tahun 2000-2002. Ketika anak-anak itu berumur 5 dan 7 tahun, ibu mereka mengisi kuesioner yang dirancang untuk menilai seberapa baik penyesuaian anak-anak dan berapa lama waktu yang dihabiskan anak-anak mereka pada usia 5 untuk menonton televisi, bermain komputer, atau permainan elektronik.

Dari kuesioner itu didapat, pada usia 5 tahun, hampir dua pertiga anak-anak itu menonton televisi antara satu hingga tiga jam sehari. Sedangkan anak yang menonton televisi selama lebih dari tiga jam sehari sebanyak 15 persen. Anak-anak yang tak menonton televisi sama sekali kurang dari 2 persen. Hanya 3 persen dari anak-anak yang menghabiskan tiga atau lebih jam sehari untuk menonton televisi, bermain komputer, atau game elektronik ketika mereka berusia 5 tahun.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti orangtua dan dinamika keluarga, para peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara menonton televisi selama tiga jam atau lebih pada usia 5 dengan peningkatan risiko perilaku antisosial pada usia 7 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, menurut Alison Parkes, seorang peneliti, kebanyakan menonton televisi tidak terkait dengan masalah emosional atau perhatian. Temuan ini meneguhkan bahwa terlalu banyak di depan televisi bisa merugikan kesehatan fisik anak-anak dan sekolah. Walau menemukan keterkaitan antara menonton televisi pada usia 5 dengan risiko perilaku antisosial pada usia 7 tahun, peneliti tetapi tidak menemukan hubungan sebab-akibat. (Baca berita-berita terkait tayangan televisi di sini)

NUR ROCHMI | HEALTHDAY

Berita lainnya:
Pencinta Hewan, Gabung di Djakarta Musang Lovers
 
Hamil Sambil Bekerja Tak Berisiko Buruk pada Bayi?  
Acara Televisi Tak Pengaruhi Perilaku Anak  
Hamil Sambil Bekerja Tak Berisiko Buruk pada Bayi?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

16 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

17 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

34 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

55 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.


MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

57 hari lalu

Ilustrasi balita makan sendiri. http://drpatriciamd.com/
MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.


Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Seorang anak menerima vaksinasi polio selama kampanye anti-polio di pinggiran Jalalabad, Afghanistan, 1 Desember 2015. [REUTERS/Parwiz]
Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan


Balita di India Diserang Anjing Galak

24 Januari 2024

Ilustrasi anjing German Shepherd. Shutterstock
Balita di India Diserang Anjing Galak

Sudah tiga kali kejadian di Delhi India sepanjang Januari 2024, anak-anak diserang anjing galak.


Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Petugas dinas pemadam kebakaran melakukan evakuasi seekor ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) saat ditemukan di kawasan permukiman warga Jakasampurna, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019. Temuan  King Kobra dengan panjang dua meter tersebut berawal dari laporan warga, selanjutnya ular diserahkan ke komunitas reptile. ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.


Kisah Berliku Evakuasi Warga Terkena Dampak Letusan Gunung Lewotobi NTT

9 Januari 2024

Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu 6 Januari 2024. Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Laki-Laki mencatat Gunung Lewotobi kembali erupsi pada Sabtu 6 Januari pagi dengan asap kawah bertekanan sedang hingga kuat yang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 1.000-1.500 meter di atas puncak kawah. ANTARA FOTO/Mega Tokan
Kisah Berliku Evakuasi Warga Terkena Dampak Letusan Gunung Lewotobi NTT

Pos SAR Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT mengevakuasi warga terdampak.


Balita Korban Penganiayaan Pacar Tantenya Meninggal, Polisi Timbang Pasal Tambahan

16 Desember 2023

Ilustrasi
Balita Korban Penganiayaan Pacar Tantenya Meninggal, Polisi Timbang Pasal Tambahan

Tersangka pelaku penganiayaan terhadap balita di Kramat Jati, Jakarta Timur, terancam mendapat pasal tambahan tentang pembunuhan.