TEMPO.CO, Depok -Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tak mudah bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merangkap posisi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Alasannya, masalah negara dewasa ini harus diselesaikan oleh presiden. "Bukan tidak boleh, tapi untuk dewasa ini tidak mudah bagi SBY menjadi ketua umum partai," katanya di Kampus Universitas Indonesia, Depok, 26 Maret 2013.
Kalla mengatakan, tidak ada salahnya presiden sekaligus menjadi ketua umum partai pemenang pemilu 2009 itu. Apalagi posisi serupa pernah dijalani Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid kala menjadi presiden. "Saya pun saat menjadi wakil juga ketua umum (Partai Golkar),"kata dia. Tapi dia meyakinkan bahwa itu bukanlah keinginan dari SBY. "Itu keinginan anak buahnya."
Kalla mengatakan menjadi ketua umum partai pada saat panasnya perpolitikan tidaklah mudah. Namun, dia mengaku tidak mau terlalu banyak berkomentar mengenai urusan internal partai lain. Dia berharap, apapun keputusan partai berlambang mercy itu adalah yang terbaik. "Apakah dengan kesibukan beliau bisa urus partai sekaligus? itu yang harus dicermati," katanya.
Kalla berkata, saat ini banyak permasalahn negara yang harus menjadi perhatian presiden. Semua bagian dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Selain itu, rakyat kerap meminta presiden berfokus pada masalah kenegaraan.
Kalla mengomentari usulan agar SBY kembali menjadi ketua umum Partai Demokrat yang ditinggalkan oleh Anas Urbaningrum. Partai Demokrat sendiri akan memutuskan pengganti Anas dalam Kongres Luar Biasa di Bali akhir pekan nanti.
ILHAM TIRTA
(Baca Topik Terhangat lain: Serangan Penjara Sleman || Kudeta || Krisis Bawang || Harta dan Wanita Djoko Susilo || Nasib Anas)
Berita Terkait
SBY: Kemiskinan Harus Diakhiri
Kubu Anas Minta SBY Jadi Ketua Umum Demokrat
Persaingan Antar Kubu Jelang Kongres Demokrat
Ada Unjuk Rasa Turunkan SBY, Cikini Macet