TEMPO.CO, Vatikan -- Kehidupan sederhana yang telah dijalani Paus Fransiskus I selama hidupnya ternyata tak hilang meski ia menjabat sebagai Pemimpin Tahta Suci Vatikan. Setelah sempat dilaporkan mengambil sendiri barang-barangnya di Hotel Vatikan dan membatalkan sendiri langganan koran di kampung halamannya, Argentina, Fransiskus kini membuat keputusan yang menerabas tradisi selama seratus tahun terakhir.
Ia dilaporkan menolak menempati apartemen mewah khusus bagi Paus di lantai teratas Istana Apostolik Vatikan. Sejak ditinggalkan oleh Paus terdahulu, Benediktus XVI yang pensiun, kediaman khusus kepala negara Vatikan ini langsung direnovasi agar nyaman ditinggali Fransiskus.
Ternyata pria berusia 76 tahun itu malah memilih untuk tinggal di apartemen dua kamar sederhana di gedung Domus Santa Marta. “Beliau memang menginginkan kehidupan sederhana bersama biarawan-biarawan lain,” kata Federico Lombardi, juru bicara Vatikan, Selasa lalu.
Sejak Pius X berkuasa pada awal abad ke-20, seluruh pemimpin Vatikan menghuni apartemen mewah dengan lebih dari selusin kamar tidur, sepasukan staf rumah tangga Istana Paus, dan sebuah balkon khusus untuk menyaksikan pemandangan spektakuler Kota Roma.
Namun, sejak terpilih, Fransiskus memilih tinggal di apartemen yang didirikan oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II di dekat Basilika St. Peter. “Kami belum dapat memastikan apakah beliau akan tinggal selamanya di Domus Santa Marta,” ujar Lombardi.
Gedung Domus Santa Marta berisi 150 flat yang separuhnya dihuni oleh pegawai Vatikan. Toh, sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Fransiskus tak keberatan untuk makan bersama dengan para penghuni apartemen sejak berdiam di gedung itu. Bahkan, setiap pagi ia menggelar misa di kapel apartemen bersama tukang kebun, penyapu jalan, staf apartemen, hingga staf karyawan harian Vatikan, L'Osservatore Romano.
Hanya saja, keputusan Fransiskus membuat pening para pengawalnya. Walaupun belum ada pernyataan resmi dari Kepala Kepolisian Vatikan, Domenico Giani, sejak menjabat sebagai Paus, kebiasaan pria asal Argentina yang ramah dan membumi justru menyulitkan pengamanannya.
Pada misa pertamanya sebagai Paus, Fransiskus menyebabkan kegemparan di antara pengawalnya karena berjalan di tengah kerumunan massa dekat gerbang Vatikan. Ia bahkan menyempatkan diri menyalami umat meski kondisi cukup ricuh.
Gaya ramah Fransiskus mengingatkan banyak orang pada mendiang Paus Paulus Yohanes II di awal kepemimpinannya. Ia pun kerap menyambangi umat secara spontan. Namun, itu semua berubah sejak penembakan pada 1981. Saat itu, Yohannes tengah memberkati seorang bayi ketika pria Turki menembaknya hingga terluka parah. Sejak saat itu, pengamanan terhadap pemimpin 1,2 miliar umat Katolik dunia pun diperketat.
L BBC | AP | SITA PLANASARI AQUADINI