TEMPO.CO, Jakarta - Waspadalah para pria yang kehilangan rambut di usia yang masih relatif muda. Para peneliti mengatakan ada hubungan potensial antara kebotakan dan risiko kanker prostat.
Studi itu dikuatkan dengan hasil penelitian teranyar terhadap pria Afrika-Amerika. Studi itu menunjukkan risiko lebih tinggi terkena kanker prostat pada mereka yang kehilangan rambut di usia muda.
Dalam studi yang dipublikasikan di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, peneliti berfokus khusus kepada pria Afrika-Amerika, karena mereka memiliki tingkat tertinggi kanker prostat pada pria di Amerika Serikat dan dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit ini dibandingkan pria dari ras lain.
Responden, 318 pria dengan kanker prostat dan 219 orang sebagai responden kontrol berusia sama, ditanya tentang diagnosis kanker prostat serta jenis tertentu dari kerontokan rambut pada usia 30 tahun: tidak ada kebotakan, kebotakan frontal (di bagian depan), atau kebotakan vertex (di bagian tengah atau belakang).
Secara keseluruhan, pria dengan semua jenis kebotakan memiliki risiko 69 persen lebih besar terkena kanker prostat, dan laki-laki muda dengan rambut rontok frontal enam kali lebih berisiko daripada pria tanpa kebotakan. Biasanya, kanker prostat mereka terdeteksi pada usia 60 tahun.
Pola kebotakan tampaknya membuat perbedaan, dengan rambut rontok frontal dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker dibanding kebotakan vertex. Itu berbeda dengan studi sebelumnya, yang menemukan tak ada perbedaan dalam risiko tergantung pada pola kebotakan.
Meskipun studi ini melibatkan sejumlah kecil peserta, para peneliti mengatakan temuan menunjukkan cara baru yang berpotensi penting untuk mengidentifikasi orang-orang yang mungkin berada pada risiko tertinggi terkena kanker prostat. Mengapa pola botak yang terhubung dengan kanker prostat tidak diketahui, namun para peneliti percaya perubahan kadar hormon mungkin berada di balik temuan ini.
REUTERS | TRIP B