TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, menyayangkan tak ada transparansi negosiasi antara Kedutaan Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi dalam memutuskan besaran uang pengganti atau diyat untuk membebaskan pelaku pembunuhan terhadap tenaga kerja asal Indonesia.
Anis menjelaskan, diyat yang dibayarkan oleh majikan Arab yang menyiksa TKI hingga meninggal cenderung lebih rendah dari uang yang dibayarkan pemerintah untuk TKI yang menganiaya majikannya. Untuk uang pengganti yang dibayarkan pihak Arab hanya berkisar antara Rp 100-400 juta. Sedangkan diyat untuk membebaskan TKI mencapai miliaran rupiah. Sebut saja diyat yang dibayarkan pemerintah untuk membebaskan Satinah sebesar 10 juta Riyal atau sekitar Rp 25 miliar. (Masalah TKI, baca di sini)
Anis menduga, tak seimbangnya diyat tersebut akibat posisi Indonesia yang lemah. Namun meski demikian, dia berharap Kedutaan Indonesia lebih transparan pada masyarakat dalam menentukan besaran uang pengganti. "Karena selama ini proses tawar menawar diyat ini tak terbuka," ujar dia, Rabu, 27 Maret 2013.
Selain itu, Anis meminta pemerintah lebih aktif melakukan advokasi untuk TKI yang terancam hukuman mati. Pembelaan tersebut dilakukan melalui diplomasi politik, bukan lewat diyat. "Kita bisa membela TKI kita," ujar dia.
Arab pun diminta lebih adil dalam menentukan hukuman bagi warga mereka. Di banyak kasus, TKI yang menganiaya majikan karena membela diri dihukum berat. Sementara majikan yang menganiaya TKI hanya dihukum ringan. "Majikan yang membunuh dan menyiksa mestinya dihukum setimpal," kata dia.
Seorang TKI Indonesia asal Pandeglang, Banten, Khomsiah bt Rusdi Asja meninggal dianiaya majikannya Dakhilullah Mutrak Nayif Al Ruweis di Arab Saud, bel;um lama inii. Majikan kemudian dibebaskan dengan kompensasi uang diyat sebesar US $ 100.000.
NUR ALFIYAH
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Lainnya:
Firasat Buruk Pemindahan Tahanan Lapas Sleman
Penyerangan LP Sleman Terencana, Ini Indikasinya
BIN: Senjata Penyerang LP Sleman Bukan Standar TNI
Siapa Tak Trauma Lihat Serangan Penjara Sleman