TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akhirnya merobohkan ratusan rumah warga di bagian timur Waduk Pluit, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, Kamis, 28 Maret 2013. Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono mengatakan pembongkaran dilakukan untuk mempermudah normalisasi Waduk Pluit.
"Ini akan dikembalikan fungsinya sebagai waduk. Kurang lebih ada 900 keluarga di Pluit yang akan dipindah," ujar Bambang di lokasi pembongkaran.
Dari sekitar 900 rumah tersebut, kata dia, sekitar 200 rumah dibongkar hari ini. Bambang mempersilakan korban bongkaran untuk menentukan pilihan menetap selepas pembongkaran. Bisa pindah ke rumah susun yang telah disediakan pemerintah di Jakarta, pulang ke kampung halaman, atau mencari kontrakan.
"Kami akan terus menyiapkan rusun untuk warga. Untuk saat ini, mereka yang ingin ke rusun kami pindahkan ke Rusun Buddha Tzu Chi,” ujar Mambang. “Kami juga mendata ulang penghuni rusun untuk mencari mana yang punya rumah di luar rusun dan mana yang tidak," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, tak semua warga ingin pindah ke rusun. Salah satu penduduk bernama Sakiroh, 38 tahun, menyatakan lebih memilih opsi pulang kampung ketimbang tinggal di rusun.
"Ya pulang kampung saja ke Cirebon. Sudah lama juga di Jakarta. Tapi ada juga adik saya yang cari kontrakan di sini," ujar Sakiroh. Mengenai rumahnya yang dbongkar, Sakiroh mengaku menerima uang kerohoman sebesar Rp 1 juta.
Sedangkan Wida, 33 tahun, warga Kebon Pisang yang juga terkena pembongkaran, mengaku hanya bisa pasrah rumahnya akan dibongkar. Ia pun mengakui rumahnya berdiri secara ilegal.
Saat ini, alat berat masih sibuk merapihkan wilayah Waduk Pluit yang luas wilayahnya sudah berkurang puluhan hektare itu. Harapannya, dalam waktu dekat, normalisasi bisa segera dilakukan.
ISTMAN MP