TEMPO.CO , Yogyakarta:Pemerintah Kabupaten Sleman akan segera memantau dan memeriksa keberadaan preman pada sejumlah kafe di wilayah ini. “Pemeriksaan kafe-kafe itu untuk mengetahui sebagai sarang preman atau tidak,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo usai bertemu dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Kamis, 28 Maret 2013.
Kafe akan diperiksa melalui inspeksi mendadak secara berkala dan juga meminta informasi dari masyarakat. Pemeriksaan dilakukan sebagai antisipasi pengeroyokan yang menewaskan anggota Kopassus Sersan Satu Heru Santosa di Hugo’s Cafe tak terulang. “Kami melihat hal ini ada sebab akibatnya,” kata Sri. “Jadi pengawasan kafe dan tempat hiburan akan kami perketat, karena sudah banyak peristiwa dari situ.”
Di Kabupaten Sleman, khususnya perbatasan dengan Kota Yogykarta, kafe dan tempat hiburan malam tumbuh subur. Berbeda dengan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta lain, perbatasan Sleman dan kota Yogyakarta selalu hidup bak kota satelit 24 jam dengan tebaran lokasi hiburan malam.
“Karena banyaknya saya sampai lupa jumlahnya,” kata Sri. Meski memberi pendapatan pajak bagi daerah, munculnya tempat hiburan malam dinilai berdampak lain, seperti memicu tingkat kekerasan dan kriminalitas.
Sri Purnomo menambahkan, monitoring untuk meredam aksi premanisme dilakukan tanpa pandang bulu, baik berskala besar dan kecil. Ia akan melibatkan kepolisian untuk memastikan kafe telah dapat menjamin keamanan pengunjung. “Kalau misalnya rawan dan tak bisa memberi jaminan keamanan bagi pengunjung, kami akan beri peringatan keras atau cabut ijinnya,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait:
INFOGRAFIS Kronologi Penyerangan Lapas Cebongan Sleman
Malam Penyerbuan, Tak Ada Suara Cicak dan Tokek
Tahanan Cebongan Sleman Dipaksa Tepuk Tangan
Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo