TEMPO.CO, Bali - Sekretaris Departemen HAM Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Rachland Nashidik, memberikan pernyataan terkait dengan KLB (Kongres Luar Biasa) yang akan digelar 30-31 Maret 2013 di Bali. Menurutnya, partai akan terus berjalan, apa pun keputusan KLB nanti.
"Ihwal yang paling tidak diinginkan oleh semua kader partai Demokrat adalah: usai nanti KLB di Bali, kapal ini tetap karam kendati nakhodanya sudah diganti," kata Rachland dalam pernyatan pers, Jumat, 29 Maret 2013.
Menurutnya, akan sulit membangun rasa simpati sehingga mempengaruhi tingkat elektabilitas partai di masyarakat. "Pertama, jika Partai Demokrat dinilai publik antidemokrasi," katanya. "Karena semua posisi ketua di dalam partai dijabat oleh seorang patron yang sama," ia menambahkan.
Pernyataan ini dibandingkan dengan partai Komunis Cina yang membagi kekuasaannya kepada kader yang berbeda. "Kedua, partai dinilai tidak mempedulikan etika dan pesepsi publik karena etalase politiknya tidak berubah," ujar Rachland. Menurutnya, jika hasil KLB menyatakan partai akan diisi oleh figur-figur yang sedang memiliki masalah hukum atau personalitas politik yang sudah dinilai buruk, akan dinilai oleh masyarakat tidak baik.
Selain itu, Rachland menilai partai tidak serius untuk berbenah diri karena ketua harian dipegang oleh figur yang tidak bisa bekerja penuh waktu. "Padahal kesibukan ketua umum justru alasan dibuatnya posisi baru," katanya.
Jika hal tersebut terjadi, Rachland khawatir partai nantinya akan dipandang oleh masyarakat sebagai partai yang melayani kepentingan keluarganya. "KLB di Bali mungkin tidak bisa ditutup dengan keputusan-keputusan terbaik. Namun, apa pun masalahnya, keputusan terburuk harus dihindari. Keputusan dari SBY yang paling ditunggu semua orang," kata Rachland.
Dukungan kepada SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat terus menggema. Semua kekuatan di internal Partai Demokrat kompak mendukung SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Berbagai argumentasi muncul untuk menguatkan dukungan tersebut. Namun, tidak ada kepastian apakah SBY menerima dukungan tersebut atau tidak.
ALIA FATHIYAH
Berita Terpopuler:
Ini Alasan Eyang Subur Menutup Diri dari Media
Jejak Penyerang 'Siluman' Penjara Cebongan Sleman
Susahnya Masuk Markas Kopassus Kandang Menjangan
Eyang Subur Siap Mati Demi Kebenaran
Pengacara Eyang Subur Minta Adi Jangan Pengecut