Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batik Berbahan Alam Dilirik Pasar Internasional  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Perajin batik di Desa Maos Kidul Kecamatan Maos Cilacap menggunakan pewarna alami untuk batiknya, Selasa (19/3).  Mereka menggunakan kulit kayu dan daun-daunan untuk mebuat warna tertentu pada batiknya. Di pasaran satu potong kain batik dihargai mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. TEMPO/Aris Andrianto
Perajin batik di Desa Maos Kidul Kecamatan Maos Cilacap menggunakan pewarna alami untuk batiknya, Selasa (19/3). Mereka menggunakan kulit kayu dan daun-daunan untuk mebuat warna tertentu pada batiknya. Di pasaran satu potong kain batik dihargai mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Temanggung - Lily Setiawati, 37 tahun, warga Brojolan Barat Temanggung, Jawa Tengah tak menyangka usaha batik alam bermotif hasil pertaniannya kian dilirik oleh masyarakat. Bahkan pelanggannya pun sudah ada di beberapa negara seperti Cina, India, Jerman, dan Arab.

Batik alam yang baru ditekuninya dua tahun belakangan ini memang berawal dari ketidaksengajaan. Lily menceritakan awalnya ia hanya ikut sekolah membatik dengan tujuan bisa mengajarkan ibu-ibu di desanya membatik. Namun, lantaran batik di Temanggung masih minim, akhirnya ia berniat untuk mengembangkan usaha batik sendiri.

Batik alam menjadi pilihan bagi Lily untuk ditekuni. Ia memilih batik alam karena selama ini di Kabupaten Temanggung batik alam belum banyak dikembangkan.

Selain itu, juga karena faktor ramah lingkungan, aman, dan bahan bakunya lebih ekonomis. "Bahan bakunya banyak diambil dari alam, misalnya sisa-sisa kayu mahoni, kayu nangka, daun mangga, daun jambu, pohon duet, dan sebagainya," kata Lily, Kamis, 28 Maret 2013.

Secara otodidak, akhirnya Lily belajar membuat batik alam. Lily sengaja memilih motif hasil pertanian untuk mengangkat ikon Kabupaten Temanggung. Katanya, Temanggung tidak hanya kaya akan tembakau, melainkan juga berbagai macam hasil pertanian.

Untuk membuat batik alam, Lily sering kali memadukan warna-warna dari pohon. Proses pembuatannya pun bisa lebih dari satu minggu, tergantung kerumitan motifnya. Untuk motif-motifnya, Lily banyak bergerak di batik kontemporer.

Lily memberi nama batiknya batik Larastirto. Batik alam buatannya ini terkenal awet karena ternyata dicelup sebanyak 10 kali. Selain itu, juga tidak mudah luntur serta menyerap panas. Meski harga batiknya berkisar Rp 350.000 hingga Rp 4 juta rupiah, batiknya selalu laris diburu pembeli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sayangnya masyarakat Temanggung sendiri masih enggan untuk membeli. Harga batik alam memang mahal. Sering kali saya harus aktif menjelaskan kepada pembeli tentang proses pembuatannya yang memang rumit," kata Lily.

Batik Larastirto saat ini hanya banyak ditemukan di pameran-pameran. Bila ada pembeli yang tertarik, biasanya mereka akan datang sendiri ke rumah Lily di Brojolan Barat No.232 RT 1 RW 1, Kelurahan Temanggung I, Kecamatan Temanggung.

Sementara itu, saat ini Lily tengah merangkul ibu-ibu rumah tangga di tiga desa di wilayah Kecamatan Kaloran, Kowongan, serta Tembarak untuk mengembangkan batik alam.

"Saya ingin mengembangkan batik alam dengan khas motif hasil pertanian dari masing-masing kecamatan di Temanggung. Harapannya bisa turut menjadi ikon pariwisata di Temanggung," katanya. Rencananya pula, batik Larastirto ini akan diusahakan untuk mendapat hak paten.

OLIVIA LEWI PRAMESTI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

4 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

6 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

23 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

30 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

41 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

47 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

59 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.