TEMPO.CO, Malang- Hasil Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) pada 17 Maret lalu terus menuai protes dari klub-klub peserta Indonesia Premier League. Kali ini, klub asal Aceh, Persiraja yang menyebut putusan KLB tentang unifikasi liga tidak adil.
Unifikasi liga yang disepakati dalam kongres tersebut adalah liga dikelola oleh PT Liga Indonesia yang selama ini menjadi operator Liga Super Indonesia. Adapun, tim yang akan bertanding diambil dari 18 tim liga super dan tim IPL 4 tim.
Pelatih Laskar Rencong, Maman Suryaman mengatakan, timnya yang kini bertengger di peringkat tiga klasemen sementara IPL masih tetap cemas jika gagal sebagai peserta kompetisi tahun depan walau bertahan di empat besar.
"Saat ini target yang diberikan oleh manajemen adalah bermain bagus," katanya seusai Persiraja dikalahkan Arema IPL 1-2 di Stadion Gajayana, Malang, Kamis 28 Maret 2013.
Menurut Maman, keputusan kongres luar biasa PSSI itu bukanlah solusi yang adil dan menguntungkan terutama untuk tim-tim dari IPL. Seharusnya, kata Maman, unifikasi liga musim depan itu diikuti 22 tim yang masing-masing diambil 12 tim dari liga super dan 10 tim dari IPL. "Kalau mau adil, formasinya bisa 60:40. Sementara yang kita lihat tidak begitu," ujarnya.
Menurut dia, kini tim-tim dari IPL seperti layaknya bermain di Divisi Utama yang hendak berjuang masuk liga tertinggi pada musim depan.
"Sekarang kan tidak jelas. Kondisi sepak bola saat ini ibaratnya anak kandung jadi anak tiri, anak tiri jadi anak kandung. Hasil KLB itu sangat tidak baik bagi perkembangan IPL. Sedangkan atmosfer liga super tetap bagus karena 18 tim pesertanya digaransi tetap ada," kata dia.
ABDI PURMONO