TEMPO.CO, Jakarta--Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran mengatakan, harga bawang putih dan bawang merah sudah berangsur turun. Namun harga cabai di beberapa pasar tergolong masih tinggi.
Ngadiran menyebutkan, hingga hari ini rata-rata harga cabai di pasar induk ada yang turun dan ada yang masih tinggi. Harga cabai rawit Rp 38 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp 18-20 ribu per kilogram. “Kenaikan harga ini tidak wajar, sepertinya ada yang memainkan dan mengendalikan,” kata Ngadiran kepada Tempo, Sabtu 30 Maret 2013.
Sedangkan harga bawang merah Rp 42-Rp 45 ribu per kilogram, bawang putih banci Rp 23 ribu per kilogram, dan bawang putih kating Rp 34 ribu per kilogram. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, harga cabai rawit merah, cabai rawit hijau, cabai merah keriting, dan cabai besar merah sampai dengan minggu ketiga Maret 2013 cenderung naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan harga ini terjadi di tingkat eceran, dan kenaikan tertinggi terjadi pada cabai rawit merah.
Harga rata-rata sampai minggu ketiga Maret 2013, cabai rawit merah Rp 36.371 per kilogram. Padahal pada minggu ketiga Februari lalu harga masih Rp 20.897 per kilogram. Lalu cabai rawit hijau pada minggu ketiga Maret harganya Rp 21.874 per kilogram, padahal minggu ketiga Februari harga masih Rp 14.739 per kilogram.
Kemudian harga cabai merah keriting pada minggu ketiga Maret sebesar Rp 24.317 per kilogram, sementara minggu ketiga Februari masih Rp 16.200 per kilogram. Lalu harga cabai merah besar pada minggu ketiga Maret sudah naik menjadi Rp 23.672 per kilogram, sebelumnya minggu ketiga Februari masih Rp 14.758 per kilogram.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan produksi cabai dan bawang akan optimal pada April hingga Mei mendatang. Ini berarti, pasokan mulai pekan depan akan kembali memenuhi pasar nasional. “Saat ini panen baru terjadi, sehingga diharapkan April dan Mei sudah optimal lagi produksinya,” kata Suswono.
Suswono menduga, kenaikan harga bawang yang drastis dan harga cabai ini selain karena produksi belum optimal juga disebabkan oleh kendala transportasi. “Pemerintah akan selalu memantau suplai dan harga di pasaran agar petani dan konsumen tidak ada yang dirugikan,” ucapnya.
ROSALINA